JAKARTA, KOMPAS.com - Gurauan soal tukang bakso yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai memperlihatkan pemikiran dan sikapnya yang membedakan status sosial masyarakat dari sisi ekonomi.
Menurut pengamat politik Ray Rangkuti, gurauan yang dilontarkan Megawati di hadapan Presiden Joko Widodo dan para elite PDI-P memperlihatkan slogan yang selalu memperjuangkan rakyat kecil atau wong cilik tidak merasuk ke dalam visi pribadi maupun sikap hidup sebagai seorang politikus.
"Jauh di kesadaran mereka yang tertanam adalah kehidupan yang berbeda. Yang menempatkan saya dan lain beda status. Status atas dan status bawah. Kalangan elite dan kalangan kawulo (bangsawan)," kata Ray saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Terus Ditanya Soal Kapan PDI-P Umumkan Nama Capres, Megawati: Sabar Sedikit Lah
Menurut Ray, slogan wong cilik dan partai rakyat yang kerap digaungkan sebagai ideologi ternyata tidak meresap ke dalam alam pikir para elite PDI-P.
"Mana ada partai yang demokratis jika menentukan capres tergantung ketua umum? Jika membatasi aktivitas anggotanya agar tidak meraup dukungan publik untuk capres? Belum lagi tidak ada pembatasan masa periode ketua umum?," ucap Ray.
Pernyataan Megawati itu disampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P pada Selasa (21/6/2022) lalu. Saat itu Megawati bercerita soal gurauan yang ia sampaikan ke ketiga anaknya saat akan mencari jodoh.
Menurut Megawati, dirinya memberikan pedoman agar calon mantunya tidak seperti 'tukang bakso'.
Baca juga: Megawati Akan Pidato di Penutupan Rakernas PDI-P, Tak Ada Pengumuman Capres
"Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso," ujar Megawati.
"Jadi maaf, tapi bukannya saya apa. Maksud saya, manusia Indonesia ini kan Bhinneka Tunggal Ika. Ya maka harus berpadu. Bukan hanya tubuh dan perasaan. Tapi juga dari rekayasa genetika. Kita cari-cari gitu," kata Megawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.