Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Nilai Gerindra-PKB Bisa "Klik" dan Unggul di Pilpres 2024

Kompas.com - 20/06/2022, 20:13 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Gagasan buat membentuk koalisi antara Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dinilai tepat karena keduanya dinilai bisa saling melengkapi menuju persaingan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024

"Momentum PKB bersama Gerindra menjadi lebih rasional, selain ramping (tanpa harus banyak berkompromi) secara institusional, juga secara personal mampu memenuhi kebutuhan ketua umum masing-masing yang ingin maju dalam Pilpres 2024," kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro dalam keterangan pers, Senin (20/6/2022).

Selain itu, Agung menilai faktor ideologi membuat Gerindra yang melambangkan partai nasionalis dengan PKB yang dikenal sebagai partai yang memiliki basis pemilih santri bisa saling melengkapi.

Menurut Agung, jika massa kedua partai ini disatukan ditambah kekuatan figur Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres dengan menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres, maka poros Gerindra-PKB bisa menjadi koalisi yang berpotensi memenangkan Pilpres 2024.

Baca juga: Pertemuan Prabowo-Cak Imin yang Berujung Klaim Terbentuknya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya

"Koalisi Gerindra-PKB di tahap ini memberi dampak bagi konstelasi dinamika koalisi maupun latar kompetisi yang akan berlangsung pada pemilu 2024 nanti," ucap Agung.

Partai Gerindra sampai saat ini menyatakan mengusung Prabowo

Akan tetapi, di sisi lain hubungan antara PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) tengah mengalami gejolak. Ketua Umum Pengurus Besar NU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta kepada seluruh partai politik tak menggunakan NU sebagai senjata untuk memperebutkan kekuasaan.

Menurut Gus Yahya, jika NU terus digunakan sebagai senjata politik, hal itu akan berdampak tak bagus bagi banyak hal.

“Jadi NU itu seluruh bangsa dan ndak boleh digunakan sebagai senjata untuk kompetisi politik. Karena kalau kita biarkan terus-terus begini, ini tidak sehat,” kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (23/5/2022) lalu.

Ia juga mengingatkan supaya dalam kompetisi politik tidak menggunakan politik identitas agama, termasuk identitas NU.

Baca juga: PKB Bentuk Koalisi dengan Gerindra, PKS: Belum Ada yang Final

“Tidak boleh mengeksploitasi identitas NU untuk politik, tidak. NU ini untuk selalu bangsa,” tegas dia.

Peringatan Gus Yahya juga ditujukan bagi PKB. Walau pendiri PKB merupakan tokoh-tokoh NU, tetapi PKB bukan merupakan partai politik resmi NU secara kelembagaan.

Apalagi NU juga tidak boleh lagi terkait dengan kegiatan politik praktis sesuai hasil Muktamar ke-27 di Situbondo, Jawa Timur, pada 1984.

Sampai saat ini hanya ada 3 figur yang mendominasi posisi 3 besar elektabilitas bakal calon presiden 2024 dari riset sejumlah lembaga survei yang kredibel. Mereka adalah Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dari ketiga nama itu hanya Prabowo yang merupakan ketua umum partai politik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com