Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir: Demokrat Punya Sikap Sama dengan Koalisi Indonesia Bersatu

Kompas.com - 13/05/2022, 20:29 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat disebut punya sikap yang sama dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai terbentuknya koalisi itu menujukkan sikap ketiga partai itu menolak wacana penundaan pemilu.

“Mereka berarti tidak mendorong penundaan pemilu dan berkomitmen penuh mendukung Pemilu 2024, seperti halnya Demokrat yang sejak awal mengambil sikap ini,” tutur Herzaky dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Bentuk Koalisi, PPP Hargai Golkar yang Ingin Usung Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024

“Karena dengan berupaya membangun koalisi, berarti ketiga parpol tersebut sudah memantapkan niatnya untuk patuh pada konstitusi dan menjaga amanah reformasi,” kata dia.

Ia pun berharap komitmen Koalisi Indonesia Bersatu terus terjaga hingga Pemilu 2024 berlangsung.

Di sisi lain, lanjut Herzaky, Partai Demokrat masih belum menentukan langkah apakah akan bergabung atau tidak pada koalisi itu.

“Posisi Demokrat masih sangat cair. Pertama, kami masih melihat mood publik dulu. Apakah menginginkan perubahan ataukah keberlanjutan,” ucapnya.

Kedua, Partai Demokrat tidak akan menentukan siapa calon presiden (capres) yang diusungnya sebelum membentuk koalisi.

“Kami tentu ingin mengusung capres yang layak dijual, alias diterima dan bakal dipilih oleh rakyat,” sebut Herzaky.

Herzaky pun menegaskan ingin berkoalisi dengan parpol yang sama-sama memperjuangkan aspirasi rakyat.

“Kami tidak punya sikap ingin kekuasaan. Kami fokus ingin memperjuangkan kepentingan rakyat dengan cara menang di Pilpres 2024,” pungkasnya.

Sebagai informasi Koalisi Indonesia Bersatu terbentuk Kamis (12/5/2022) setelah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

Airlangga menyampaikan koalisi ini akan menyiapkan berbagai agenda politik jelang Pemilu 2024.

Tak hanya itu, ketiga partai juga sepakat untuk mengawal dan meneruskan berbagai program strategis Presiden Joko Widodo.

Di sisi lain, pada Sabtu (7/5/2022) Airlangga membuka peluang untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat.

Baca juga: Koalisi Indonesia Bersatu Diprediksi Incar Figur Bakal Capres Minim Dukungan Partai

Hal itu disampaikannya pasca bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di rumah dinasnya Komplek Widya Chandra 3, Nomor 6, Jakarta Selatan.

Airlangga menyampaikan komunikasinya dengan AHY berjalan dengan baik, dan Partai Golkar pun tercatat pernah mendukung pemerintahan Susilo Bambang Yudhyono (SBY).

“Kalau peluang (koalisi) selalu ada, kan berpengalaman juga Partai Golkar mendukung Ayahnya beliau (SBY). Jadi sudah ada track record, jadi kerja sama baik,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com