Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Masih Buka Kemungkinan Partai Lain Bergabung

Kompas.com - 13/05/2022, 16:15 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu masih membuka peluang untuk partai politik (parpol) lain yang ingin bergabung.

Menurutnya, koalisi yang berisi PPP, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) itu bersifat inklusif.

“Artinya parpol lain baik yang di parlemen maupun non parlemen nantinya bisa bergabung. Tiga parpol ini sebagai motor awal yang tidak eksklusif,” sebut Arsul pada Kompas.com, Jumat (13/5/2022).

Ia menuturkan, belum ada pembicaraan soal siapa yang akan diusung sebagai calon presiden (cawapres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Arsul menjelaskan, pertemuan awal itu fokus untuk menyamakan visi dan misi masing-masing partai di dalam koalisi untuk pemerintahan pasca 2024.

Baca juga: Tidak Jelasnya Tokoh Sentral Jadi Tantangan Serius Koalisi Indonesia Bersatu

“Visi umumnya masih meneruskan visi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin dan misinya adalah melanjutkan pembangunan proyek-proyek strategis, dengan titik-titik tekan bidang tertentu terutama yang belum terselesaikan di periode ini,” paparnya.

Namun, ia menegaskan pihaknya menghormati keinginan Partai Golkar yang ingin mencalonkan ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai presiden.

“Dari sisi PPP, kami menghormati sepenuhnya keinginan Partai Golkar mencapreskan ketua umumnya sebagaimana diamanatkan Munasnya,” kata dia.

Sejauh ini, lanjut Arsul, PPP tak memasang harga mati untuk mencalonkan ketua umumnya, Suharso Monoarfa dalam kontestasi Pilpres 2024.

Pihaknya terbuka terhadap kemungkinan mengusung tokoh potensial yang bukan merupakan kader parpol manapun.

“Pak Harso sendiri sudah menyampaikan ke jajaran internal kami agar PPP juga memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh non parpol yang berhasil menjadi paslon, seperti misalnya dari kalangan menteri atau gubernur yang dari non parpol,” pungkasnya.

Baca juga: Partai Golkar, PAN, dan PPP Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu

Diberitakan sebelumnya Koalisi Indonesia Bersatu terbentuk dalam pertemuan antara Airlangga, Zulkifli Hasan dan Suharso Monoarfa di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022) malam.

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengungkapkan nama koalisi itu diambil dari tiap-tiap lambang partai.

“Beringin lambangnya Golkar, Surya (matahari) lambangnya PAN, dan Baitullah (Kabah) lambangnya PPP,” ucap dia.

Ia menuturkan, koalisi ini tak ingin terjebak dalam politik identitas yang menyebabkan polarisasi di masyarakat seperti ketika Pilpres 2014 dan 2019 lalu.

Namun Koalisi Indonesia Bersatu ingin menyuguhkan persaingan yang sehat untuk sama-sama membangun bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com