Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Tak Khawatir Basis Pemilih Muhammadiyah Berpaling ke Partainya Amien Rais atau Din Syamsuddin

Kompas.com - 20/04/2022, 13:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengaku tak khawatir kemunculan Partai Ummat dan Partai Pelita bakal menggerus suara partainya pada 2024 mendatang.

Sebagai informasi, ketiga partai ini diprediksi bakal berebut basis pemilih Muhammadiyah.

Din merupakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Baca juga: Serangan Amien Rais ke Luhut dan Jurus Bertahan Partai Koalisi

Begitu pula Amien, penggagas sekaligus salah satu pendiri PAN pada 1998, merupakan mantan orang nomor satu di PP Muhammadiyah. 

Eddy menyebut, munculnya Partai Ummat dan Partai Pelita tidak membuat mereka kehilangan suara di basis pemilih Muhammadiyah.

“Tidak seperti matematika yang 3 dikurang 2 maka hasilnya 1, bahwa kalau ada yang meninggalkan partai maka basis suaranya akan berkurang,” ujar Eddy ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (20/4/2022).

“Kita bicara mengenai kualitas caleg dan kekuatan jaringan. Alhamdulillah, PAN mempunyai keduanya. Analisisnya tidak bisa menggunakan ilmu pasti,” lanjutnya.

Baca juga: Amien Rais Minta Luhut Mundur, Politisi PDI-P: Harapan Standar Etis terhadap Luhut Tinggi

Bagi PAN, sambung Eddy, kehadiran Partai Ummat dan Partai Pelita tidak jauh berbeda dengan keberadaan partai-partai lama yang sejauh ini rutin menjadi kompetitor PAN dari pemilu ke pemilu.

Malah, menurutnya, partai-partai kawakan ini yang perlu diwaspadai karena telah memiliki sumber daya yang kuat dan pengalaman yang mumpuni untuk sukses dalam pemilu.

“Kami tidak spesifik melihat partai baru. Seluruh partai peserta pemilu tentu akan menjadi rekan pesaing,” kata dia.

Baca juga: Disebut Terancam Tak Lolos Parlemen pada 2024, PAN Tetap Optimistis

Di samping itu, Eddy mengaku yakin bahwa PAN tetap memiliki posisi tawar yang lebih baik untuk merebut suara kalangan Muhammadiyah.

Pemilih Muhammadiyah adalah pemilih cerdas, cenderung tidak emosional, melainkan rasional. Rasionalitas itu yang saya kira akan digunakan untuk menentukan pilihan. Rasionalitas itu dilihat dari program dan gagasan yang diperjuangkan, itu menjadi penentu dari pilihan mereka,” jelas Eddy.

“Saya kira kita tetap memiliki keyakinan positif bahwa pemilih PAN dari kalangan Muhammadiyah akan banyak bertahan di PAN,” ujarnya.

Baca juga: PAN dan PPP Dinilai Dihantui Degradasi pada Pemilu 2024

Sebelumnya, Managing Director of Paramadina Public Policy Institute Ahmad Khoirul Umam mengatakan, PAN terancam tidak mampu menembus ambang batas parlemen pada 2024.

"Pak Amien Rais, bagaimanapun beliau, sekontroversial beliau, tetapi setidaknya beliau masih punya pengaruh yang cukup kuat di basis pemilih masyarakat Muhammadiyah, Pak Din Syamsuddin juga sama," kata Umam dalam acara diskusi Paramadina Democracy Forum, Selasa (19/4/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com