Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Nuzulul Quran, Jokowi: Jangan Sampai Kita Merasa Lebih Suci dari yang Lain

Kompas.com - 19/04/2022, 21:56 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan keberagaman saat memberikan sambutan pada peringatan Nuzulul Quran tingkat kenegaraan yang digelar pada Selasa (19/4/2022) malam.

Menurut presiden, kondisi keberagaman di Indonesia jangan sampai membuat satu kelompok merasa lebih baik dari kelompok lain.

"Kita harus menyadari bahwa masing-masing elemen bangsa yang beraneka ragam memiliki kebaikan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain," ujar Jokowi sebagaimana dilansir dari siaran langsung YouTube Kementerian Agama RI.

"Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa lebih dari yang lain," tegasnya.

Baca juga: Nuzulul Quran: Pengertian, Sejarah, dan Keutamaannya

Jokowi menuturkan, kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa sejatinya perlu dikedepankan kemanfaatannya.

Oleh karenanya, dia mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum memperkuat kebersamaan dalam keragaman.

"Yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," kata Jokowi.

"Keberagaman yang merupakan anugerah dari Allah SWT harus terus kita jaga, kita rawat, kita kelola dengan baik agar terjadi perjumpaan, yaitu membangun kebersamaan dalam dialog-dialog yang sehat," tegasnya.

Baca juga: Diprediksi Macet Parah, Ini Saran Jokowi bagi Pemudik

Dalam kesempatan itu, kepala negara juga menjelaskan peringatan Nuzulul Quran merupakan pengingat untuk mengingat diturunkannya kitab suci Al Quran.

Jokowi menekankan, Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi hidup dan kehidupan manusia.

"Al Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al Quran adalah petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil," kata Jokowi.

"Sebagai peringatan sebagai rahmat sebagai penjelas sebagai berita gembira dan bahkan sebagai obat bagi hati yang sedang duka dan sakit," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com