Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis INSIS soal Peluang Jokowi-Prabowo Versus SBY-Ganjar atau Anies pada Pilpres 2024

Kompas.com - 18/04/2022, 12:11 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Institute Riset Indonesia (INSIS) menyebutkan adanya peluang bagi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju kembali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Keduanya berpeluang maju jika wacana amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berimplikasi pada perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, terjadi.

Wacana itu dinilai INSIS akan terus bergulir mengingat Jokowi hingga kini belum tegas menyatakan menolak wacana perpanjangan masa jabatan tiga periode.

"Kontestasi pemilihan presiden 2024 akan membuka peluang kembali kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu berlaku secara otomatis apabila amendemen UUD 1945 mengenai masa perpanjangan masa jabatan presiden jadi dilaksanakan," kata Peneliti Senior INSIS Dian Permata dalam keterangannya, Minggu (17/4/2022).

Baca juga: Soal Wacana Presiden Tiga Periode, Survei INSIS Nilai SBY Berpeluang Maju Capres

Siapa cawapresnya?

Dian mengatakan, jika perpanjangan masa jabatan itu terjadi maka baik SBY maupun Jokowi perlu menentukan siapa pasangan calon wakil presiden (cawapres).

Ia berpandangan, keduanya akan memilih nama tokoh yang memiliki elektabilitas capres atau cawapres papan atas dalam sejumlah survei. Nama-nama tersebut di antaranya Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil.

"Jika merujuk angka elektoral, maka Prabowo, Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil menjadi pilihan terdepan," kata Dian.

Baca juga: SBY Hadiahi Sebuah Lukisan kepada Demokrat, Apa Maknanya?

Untuk Jokowi, kata Dian, bisa saja mengambil Prabowo Subianto mendampingi sebagai cawapres.

Hal tersebut ditambah dengan sudah lahirnya relawan Jokowi-Prabowo (Jokpro) yang beberapa waktu belakangan beredar luas.

"Bahkan relawan ini konon sudah terbentuk di 34 provinsi," ucapnya.

Sebaliknya, untuk SBY, Dian berpandangan bisa mengambil Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.

Baca juga: SBY: Demokrat yang Dipimpin AHY Sudah On The Right Track, Lanjutkan!

Hal tersebut juga semata-mata jika melihat matematika elektoral di mana keduanya memiliki elektabilitas papan atas di berbagai survei.

"Jika Jokowi ambil Prabowo, maka SBY bisa saja ambil Ganjar atau Anies. Ini jika melihat matematika elektoral," jelasnya.

Elektabilitas SBY di atas Jokowi

Sementara itu, dalam hasil survei INSIS terkini, nama SBY juga mendapatkan angka elektabilitas yang terbilang tinggi di Provinsi Jawa Barat.

SBY bahkan mengalahkan Jokowi untuk elektabilitas yang dipilih masyarakat Jawa Barat sebagai presiden jika amendemen UUD 1945 mengizinkan presiden tiga periode.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com