JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Institute Riset Indonesia (INSIS) menyebutkan adanya peluang bagi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju kembali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Keduanya berpeluang maju jika wacana amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berimplikasi pada perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, terjadi.
Wacana itu dinilai INSIS akan terus bergulir mengingat Jokowi hingga kini belum tegas menyatakan menolak wacana perpanjangan masa jabatan tiga periode.
"Kontestasi pemilihan presiden 2024 akan membuka peluang kembali kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu berlaku secara otomatis apabila amendemen UUD 1945 mengenai masa perpanjangan masa jabatan presiden jadi dilaksanakan," kata Peneliti Senior INSIS Dian Permata dalam keterangannya, Minggu (17/4/2022).
Baca juga: Soal Wacana Presiden Tiga Periode, Survei INSIS Nilai SBY Berpeluang Maju Capres
Dian mengatakan, jika perpanjangan masa jabatan itu terjadi maka baik SBY maupun Jokowi perlu menentukan siapa pasangan calon wakil presiden (cawapres).
Ia berpandangan, keduanya akan memilih nama tokoh yang memiliki elektabilitas capres atau cawapres papan atas dalam sejumlah survei. Nama-nama tersebut di antaranya Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil.
"Jika merujuk angka elektoral, maka Prabowo, Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil menjadi pilihan terdepan," kata Dian.
Baca juga: SBY Hadiahi Sebuah Lukisan kepada Demokrat, Apa Maknanya?
Untuk Jokowi, kata Dian, bisa saja mengambil Prabowo Subianto mendampingi sebagai cawapres.
Hal tersebut ditambah dengan sudah lahirnya relawan Jokowi-Prabowo (Jokpro) yang beberapa waktu belakangan beredar luas.
"Bahkan relawan ini konon sudah terbentuk di 34 provinsi," ucapnya.
Sebaliknya, untuk SBY, Dian berpandangan bisa mengambil Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.
Baca juga: SBY: Demokrat yang Dipimpin AHY Sudah On The Right Track, Lanjutkan!
Hal tersebut juga semata-mata jika melihat matematika elektoral di mana keduanya memiliki elektabilitas papan atas di berbagai survei.
"Jika Jokowi ambil Prabowo, maka SBY bisa saja ambil Ganjar atau Anies. Ini jika melihat matematika elektoral," jelasnya.
Sementara itu, dalam hasil survei INSIS terkini, nama SBY juga mendapatkan angka elektabilitas yang terbilang tinggi di Provinsi Jawa Barat.
SBY bahkan mengalahkan Jokowi untuk elektabilitas yang dipilih masyarakat Jawa Barat sebagai presiden jika amendemen UUD 1945 mengizinkan presiden tiga periode.
SBY disebut memiliki elektabilitas sebanyak 10,09 persen. Sementara, Jokowi memiliki elektabilitas 6,14 persen.
Baca juga: SBY: Demokrat yang Dipimpin AHY Sudah On The Right Track, Lanjutkan!
Adapun elektabilitas tertinggi dimiliki oleh Prabowo Subianto sebesar 22,05 persen yang dipilih masyarakat Jawa Barat.
"Dalam simulasi jika terjadi amendemen soal klausul tersebut, nama SBY disandingkan dengan peserta capres lainnya, maka angka SBY terbilang tinggi. Mengapa tinggi? Karena posisi SBY saat ini tidur. Alias tidak running campaign for president. Beda dengan nama capres lainnya yang memang ada rel copras capres 2024," ucap Dian.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 24 hingga 29 Maret 2022. Survei ini menggunakan multistage random sampling dan wawancara tatap muka.
Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 4,47 persen dengan level of confidence 95 persen.
Survei dilakukan pada 27 daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan total responden sebanyak 440 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.