Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simulasi Capres PWS: Elektabilitas Prabowo-Khofifah Tertinggi

Kompas.com - 15/04/2022, 22:48 WIB
Irfan Kamil,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Political Weather Station (PWS) menyebutkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpeluang menang jika dipasangkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu diketahui dari simulasi pilpres yang digelar PWS. Dalam simulasi itu, Prabowo dipasangkan dengan banyak nama. Tingkat keterpilihan tertinggi adalah jika dipasangkan dengan Khofifah. 

Peneliti PWS Mohammad Tidzi mengatakan, menduetkan sosok tidak semata-mata berbasis koalisi partai, melainkan berpijak pada orientasi mencari dukungan publik seluas mungkin.

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Tertinggi di NTT, Prabowo di Kaltim

Tidzi menjelaskan, Prabowo dipasangkan dengan Khofifah dengan orientasi menguasai suara Jawa Timur dan Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini terbukti cukup menjadi penentu kemenangan capres-cawapres.

Simulasi akhirnya hanya diikuti dua pasangan yakni Prabowo-Khofifah berhadapan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang orientasinya juga ingin menguasai suara Jatim dan NU.

Sebab, akhir-akhir ini Erick Thohir juga mengasosiasikan dirinya sebagai orang NU setelah menjadi anggota Banser.

"Hasilnya, Prabowo-Khofifah unggul cukup signifikan karena menguasai Jawa Barat dan Jawa Timur," ujar Tidzi dalam konferensi pers hasil survei PWS, Jumat (15/4/2022).

Menurut Tidzi, hasil survei PWS menunjukan bahwa sebanyak 45,6 persen responden mengaku akan memilih Prabowo-Khofifah, sementara Ganjar-Erick dipilih oleh 36,5 persen responden dan sisanya 17,9 persen menyatakan belum punya pilihan atau undecided voters.

Menurut temuan PWS, jika Prabowo dan Khofifah dipasangkan selain tetap dominan di Jawa Barat juga akan menguasai Jawa Timur.

Sebab, dalam dua Pilpres sebelumnya meskipun selalu menghegemoni Jawa Barat namun Prabowo gagal di Jawa Timur, akibatnya suara secara nasional juga selalu kalah.

"Namun demikian, kendati Khofifah dinilai publik sebagai cawapres ideal Prabowo dalam Pilpres 2024, simulasi yang dilakukan PWS menunjukkan bahwa dijodohkan dengan siapapun Prabowo tetap memiliki peluang terbesar untuk memenangkan Pilpres 2024," kata dia.

Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.

Jumlah sampel sebesar 1.225 responden, diperoleh melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang atau multistage random sampling. Margin of error ± 2,8 persen, dan pada tingkat kepercayaan atau level of confidence sebesar 95 persen.

Baca juga: Survei PWS: Elektabilitas Prabowo 24,5 Persen, Ganjar 17,2 Persen, Anies 15,9 Persen

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner melalui aplikasi google form.

Sebagai informasi, PWS adalah anggota Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI), yakni asosiasi dari 31 lembaga survei dan ratusan periset opini publik yang bernaung di bawah World Association for Public Opinion Research (WAPOR).

PWS juga merupakan salah satu dari 56 lembaga survei yang telah terakreditasi KPU Pusat, sehingga PWS berhak melakukan survei opini publik dan quick count di seluruh wilayah Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com