Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: Mayoritas Publik Setuju Sosok Guru Bangsa Tak Berpolitik Praktis

Kompas.com - 11/04/2022, 09:00 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas menunjukkan, mayoritas publik (80,8 persen) setuju bahwa sosok guru bangsa tidak ikut berpolitik praktis, netral, independen, dan mengayomi anak bangsa.

Hanya 17,3 persen responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sementara 1,9 persen menjawab tidak tahu.

Terkait data tersebut, ketika dikaitkan dengan kontestasi pemilu, repsonden cenderung terbelah dalam menilai apakah guru bangsa perlu menjadi calon presiden atau tidak.

Sebanyak 49,8 persen responden menjawab, guru bangsa sebaiknya tak perlu menjadi calon presiden, sedangkan 46,9 persen responden tidak setuju atas pernyataan itu.

Baca juga: Ini Empat Kata yang Muncul di Benak Publik Saat Mendengar Guru Bangsa

Dikutip dari Kompas.id, sikap yang terbelah ini bisa jadi merupakan potret bagaimana terjadi dilema.

Di satu sisi seorang guru bangsa menjadi presiden diharapkan mampu membawa bangsa ini lebih baik.

Tetapi, di sisi yang lain, masih keruhnya dunia politik praktis, dikhawatirkan malah membuat sang tokoh larut dan hanyut.

Jajak pendapat yang sama menunjukkan, mayoritas publik (71,4 persen) yakin suatu saat nanti akan lahir sosok negarawan atau guru bangsa yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat dari kalangan non-partai politik.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 42,7 Persen Responden Nilai Amandemen Konstitusi untuk Haluan Negara Tak Mendesak

Namun, tidak sedikit pula responden yang yakin sosok guru bangsa tersebut akan lahir dari kalangan partai politik, yakni sebanyak 64,3 persen responden.

Secara umum, para responden menganggap latar belakang yang paling banyak melahirkan sosok guru bangsa adalah agamawan sebanyak 33,5 persen.

Disusul akademisi (27,1 persen), tokoh partai politik (13,8 persen), aktivis LSM (9,1 persen), penegak hukum (6,6 persen), latar belakang lainnya (2,2 persen), dan 7,7 persen responden menjawab tidak tahu.

Diberitakan sebelumnya, jajak pendapat ini menangkap ada empat kata kunci yang timbul di benak publik saat mendengar kata "Guru Bangsa".

Empat kriteria itu adalah sosok akademisi, negarawan, tidak memiliki ambisi politik, dan tokoh agamawan. Keempat kata kunci itu mempresentasikan nilai-nilai ideal yang harus dimiliki seseorang ketika disebut sebagai guru bangsa.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 25,3 Persen Responden Nilai Kritik Lewat Medsos Efektif untuk Awasi Kerja Pemerintah

Jajak pendapat ini diselenggarakan pada tanggal 22-25 Maret 2022 dengan melakukan wawancara terhadap 504 orang responden berusia minimal 17 tahun yang berdomisili di perkotaan di 34 provinsi.

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 4,37 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com