Salin Artikel

Survei Litbang Kompas: Mayoritas Publik Setuju Sosok Guru Bangsa Tak Berpolitik Praktis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas menunjukkan, mayoritas publik (80,8 persen) setuju bahwa sosok guru bangsa tidak ikut berpolitik praktis, netral, independen, dan mengayomi anak bangsa.

Hanya 17,3 persen responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sementara 1,9 persen menjawab tidak tahu.

Terkait data tersebut, ketika dikaitkan dengan kontestasi pemilu, repsonden cenderung terbelah dalam menilai apakah guru bangsa perlu menjadi calon presiden atau tidak.

Sebanyak 49,8 persen responden menjawab, guru bangsa sebaiknya tak perlu menjadi calon presiden, sedangkan 46,9 persen responden tidak setuju atas pernyataan itu.

Dikutip dari Kompas.id, sikap yang terbelah ini bisa jadi merupakan potret bagaimana terjadi dilema.

Di satu sisi seorang guru bangsa menjadi presiden diharapkan mampu membawa bangsa ini lebih baik.

Tetapi, di sisi yang lain, masih keruhnya dunia politik praktis, dikhawatirkan malah membuat sang tokoh larut dan hanyut.

Jajak pendapat yang sama menunjukkan, mayoritas publik (71,4 persen) yakin suatu saat nanti akan lahir sosok negarawan atau guru bangsa yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat dari kalangan non-partai politik.

Namun, tidak sedikit pula responden yang yakin sosok guru bangsa tersebut akan lahir dari kalangan partai politik, yakni sebanyak 64,3 persen responden.

Secara umum, para responden menganggap latar belakang yang paling banyak melahirkan sosok guru bangsa adalah agamawan sebanyak 33,5 persen.

Disusul akademisi (27,1 persen), tokoh partai politik (13,8 persen), aktivis LSM (9,1 persen), penegak hukum (6,6 persen), latar belakang lainnya (2,2 persen), dan 7,7 persen responden menjawab tidak tahu.

Diberitakan sebelumnya, jajak pendapat ini menangkap ada empat kata kunci yang timbul di benak publik saat mendengar kata "Guru Bangsa".

Empat kriteria itu adalah sosok akademisi, negarawan, tidak memiliki ambisi politik, dan tokoh agamawan. Keempat kata kunci itu mempresentasikan nilai-nilai ideal yang harus dimiliki seseorang ketika disebut sebagai guru bangsa.

Jajak pendapat ini diselenggarakan pada tanggal 22-25 Maret 2022 dengan melakukan wawancara terhadap 504 orang responden berusia minimal 17 tahun yang berdomisili di perkotaan di 34 provinsi.

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 4,37 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2022/04/11/09002971/survei-litbang-kompas-mayoritas-publik-setuju-sosok-guru-bangsa-tak

Terkini Lainnya

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke