JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono membeberkan kondisi terkini pembangunan kekuatan matra laut melalui kehadiran alat utama sistem persenjataan (alutsista) melalui program pemenuhan minimum essential force (MEF) tahap III periode 2020-2024.
Hingga kini, program pemenuhan alutsista MEF tahap III TNI AL baru berada di angka 60 persen.
“Di dalam MEF (tahap III) kita kan baru tercapai sekitar 60 persen. Untuk mencapai MEF itu sehingga kita bangun terus untuk KRI-KRI untuk memperkuat atau pun untuk penegakan kedaulatan hukum laut,” kata Yudo di Markas Besar TNI Angkatan Laut (Mabesal), Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Baca juga: Bertemu Menhan Yunani, Prabowo Bahas Kerja Sama Alutsista hingga Konflik Ukraina-Rusia
Adapun MEF sendiri merupakan standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama terlaksananya efektivitas tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual.
Dalam pemenuhan MEF tersebut, Yudo mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan TNI AL adalah mengadakan kapal-kapal baru.
Pembangunan kapal tersebut contohnya yang baru-baru ini diluncurkan, yakni dua kapal patroli cepat berukuran 60 meter (PC-60 M) yang dibuat PT Caputra Mitra Sejati (CMS) dengan nama KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875.
Baca juga: Pangkostrad Maruli Bertemu Athan Jerman Bahas Teknologi Militer dan Alutsista
Selain itu, dalam memenuhi MEF ini, Yudo juga meminta agar galangan kapal dalam negeri mampu mengembangkan kapal.
Misalnya, PC-40 M yang kemudian dikembangkan menjadi PC-60 M.
“Ini juga sebagai tantangan bagi galangan-galangan dalam negeri yang selama ini sudah mampu membangun PC 40 jangan 40 terus, kita kembangkan menjadi PC 60. Sehingga PC 60 ini mampu untuk beroperasi sampai di ZEE,” ungkap Yudo.
Dalam pemenuhan alutsista MEF tahap III, masing-masing matra mempunyai target pengadaan alutsista guna mendongkrak kekuatan melalui sistem persenjataan.
Dikutip dari Kompas.id, TNI AL menargetkan memiliki 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 unit pesawat udara (pesud), dan 978 unit kendaraan tempur pada 2024.
Sementara TNI AD menargetkan mempunyai 723.564 unit senjata ringan, 1.354 unit meriam/roket/peluru kendali (rudal), 3.758 unit kendaraan tempur, dan 224 unit pesawat terbang.
Sedangkan TNI AU menargetkan bisa memiliki 344 unit pesawat, 32 unit radar, 72 rudal, dan 64 unit penangkis serangan udara.
Terkait MEF ini, DPR RI telah mewanti-wanti supaya pembangunan postur pertahanan TNI memilih alutsista yang mutakhir.
Ketua DPR Puan Maharani mengingatkan, konsep postur kemampuan dan kekuatan TNI juga harus mempertimbangkan faktor-faktor perkembangan terkini.
Baca juga: Dukung Capaian MEF TNI, Ketua DPR: Pilih Alutsista yang Mutakhir
Faktor-faktor yang dimaksud adalah aspek geopolitik, perkembangan teknologi, ancaman gerakan separatisme, aksi terorisme, ancaman disintegrasi bangsa, dan bentuk ancaman baru terhadap kedaulatan negara serta operasi militer lainnya.
Di samping itu, Puan menilai kekuatan postur pertahanan militer ketiga matra TNI masih belum optimal berkaca dari data capaian MEF pada Renstra Tahap II sebesar 61,48 persen dari target sebesar 74,62 persen.
“Ke depan diperlukan upaya dan komitmen bersama antara Pemerintah, TNI, dan DPR, dalam mencapai target MEF pada Renstra Tahap III yang akan berakhir pada tahun 2024,” kata Puan dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.