Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Dinilai Anggap KPK Tak Setangguh Dulu

Kompas.com - 21/03/2022, 14:32 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas Feri Amsari menilai publik tidak melihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini setangguh lembaga antirasuah itu pada era kepemimpinan sebelumnya.

Hal itu disampaikan Feri menanggapi hasil survei Litbang Kompas pada 22-24 Februari 2022 yang menunjukan sebanyak 48,2 persen publik tidak puas dengan kinerja KPK.

“Sebagaimana sudah diduga bahwa KPK dengan undang-undang yang baru dan di bawah kepemimpinan saat ini adalah KPK yang dilemahkan oleh politisi dengan berbagai cara,” Tutur Feri pada Kompas.com, Senin (21/3/2022).

Baca juga: Survei Litbang Kompas Sebut Mayoritas Publik Tak Puas Kinerja KPK, Ali Fikri: Akan Jadi Masukan

“Publik melihat upaya KPK saat ini tidak setangguh KPK sebelumnya,” jelas dia.

Feri menilai situasi ini muncul juga karena pimpinan KPK tidak memahami nilai-nilai moralitas dasar.

Kondisi itu, lanjut Feri, membuat kinerja KPK saat ini mengalami penurunan.

“Seperti etika hidup sederhana dan tidak memiliki konflik kepentingan dengan keluarga yang membuat jumlah operasi tangkap tangan (OTT) mengecil dan tidak menyasar orang-orang besar,” papar dia.

Di sisi lain, Feri berpendapat Dewan Pengawas (Dewas) KPK bekerja tidak optimal untuk mengembalikan standar etika di lembaga antirasuah itu.

“Dewas sudah menjadi alat untuk membenarkan etika pimpinan KPK yang bermasalah. Jadi pilihannya adalah Dewas mengembalikan standar etika KPK,” imbuhnya.

Baca juga: Mayoritas Publik Tak Puas dengan KPK Karena Kinerja Dewas

Berdasarkan survei Litbang Kompas, mayoritas publik yakni sebanyak 34,3 persen tak puas dengan kinerja KPK karena menilai kinerja Dewas KPK tak optimal.

Kemudian 26,7 persen responden mengatakan tidak puas dengan kinerja KPK karena turunnya jumlah operasi tangkap tangan (OTT), sebanyak 18,7 persen menyebut KPK terlalu banyak kontroversi dan 11,1 persen karena citra pimpinan KPK sendiri.

Adapun survei Litbang Kompas tersebut melibatkan 506 responden dari 34 provinsi di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com