Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Kostrad dan Kopassus

Kompas.com - 28/02/2022, 01:15 WIB
Issha Harruma,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi


KOMPAS.com – TNI Angkatan Darat memiliki dua satuan elit, yakni Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Meski sama-sama kerap terlibat dalam operasi militer penting, kedua satuan tersebut memiliki beberapa perbedaan.

Berikut beberapa perbedaan Kostrad dan Kopassus.

Warna baret

Pasukan Kostrad menggunakan baret berwarna hijau dengan lambang Cakra Sapta Agni. Sementara Kopassus disebut juga sebagai korps baret merah dengan lambang Tribuana Chandraca Satya Dharma.

Awal berdiri

Kostrad dibentuk pada 6 Maret 1961 dengan nama Korps Tentara Ke-1/Cadangan Umum Angkatan Darat (KORRA I/CADUAD).

Dalam usianya yang masih muda, KORRA I/CADUAD diberi kepercayaan untuk melaksanakan operasi Trikora demi membebaskan Irian Barat dari penjajah Belanda.

Pada 1963, KORRA I/CADUAD resmi berganti nama menjadi Kostrad.

Sementara itu, cikal bakal Kopassus telah terbentuk pada tanggal 16 April 1952, yakni Kesatuan Komando Teritorium III.

Pada awal pendiriannya, kesatuan ini terlibat dalam aksi penumpasan pemberontakan di berbagai kawasan di Indonesia, seperti pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

Pada tahun 1985, satuan ini berganti nama menjadi Kopassus sampai sekarang.

Pimpinan

Kostrad dipimpin oleh seorang Panglima Kostrad (Pangkostrad) dengan pangkat Letnan Jenderal. Dalam tugas sehari-hari, Pangkostrad dibantu oleh seorang Kepala Staf (Kaskostrad) berpangkat Mayor Jenderal.

Kopassus dipimpin Komandan Jenderal (Danjen) dengan pangkat Mayor Jenderal. Dalam menjalankan tugas, Danjen dibantu oleh wakil berpangkat Brigadir Jenderal.

Tugas dan Kekuatan Pasukan

Kostrad adalah pasukan dasar tempur TNI AD. Kostrad bertugas untuk melakukan operasi gabungan pertahanan udara dan pantai bersama matra lain, serta menyelenggarakan operasi darat berupa operasi serangan dan operasi intelijen.

Kostrad memiliki satuan khusus Peleton Intai Tempur (Tontaipur) yang memiliki keahlian mengintai, menyusup dan menghancurkan musuh dalam jarak dekat.

Tak hanya itu, dalam sistem NKRI, Kostrad terlibat dalam operasi pemulihan keamanan, pengamanan perbatasan, penanggulangan bencana alam, pengamanan objek vital, dan operasi pembebasan sandera.

Sementara Kopassus adalah pasukan khusus TNI AD. Kopassus menjadi satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk mengadapi berbagai sasaran di medan seberat apapun.

Kopassus dapat melakukan serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, antiteror, operasi intelejen khusus, dan combat SAR.

Selain itu, Kopassus juga bertugas melakukan bantuan kemanusiaan, operasi anti-insurjensi, separatisme dan pemberontakan, perbantuan terhadap kepolisian atau pemerintah, serta pengamanan VVIP.

 

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com