JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas pada akhir Januari 2022 menunjukkan, masih banyak pemilih Partai Gerindra yang mengaku tidak puas dengan kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Survei itu menunjukkan, terdapat 40,4 persen pemilih Gerindra yang mengaku tidak puas, berbanding dengan 45,6 persen pemilih yan mengaku puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf.
Kemudian, terdapat 4,1 persen pemilih Gerindra yang mengaku sangat puas, sedangka 9,9 persen persen pemilih mengaku sangat tidak puas.
Sehingga, secara umum, 49,7 persen pemilih Gerindra menyatakan kepuasannya terhadap Jokowi-Ma’ruf, dan hanya terpaut 0,6 persen dibandingkan jumlah pemilih Gerindra yang menyatakan sebaliknya.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Gerindra Belum Sepenuhnya Puas pada Kinerja Jokowi
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menepis anggapan bahwa survei itu mencerminkan masih banyaknya pemilih Gerindra yang kecewa dengan keputusan partai merapat ke pemerintahan Jokowi.
Seperti diketahui, pada Pemilihan Presiden 2019 lalu, Gerindra mengusung ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden pesaing Jokowi.
Namun, selepas pemilu, Gerindra justru bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf serta mendapatkan dua kursi menteri di kabinet.
Baca juga: Deretan Alutsista yang Dibeli Prabowo sejak Menjabat Menhan, Pesawat Rafale hingga Airbus A400M
Menurut Habiburokhman, tingginya pemilih Gerindra yang tak puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf disebabkan oleh ekspektasi yang terlalu tinggi.
"Enggak lah, mungkin ekpektasi mereka terlalu tinggi, sementara di sisi lain pandemi menghambat kinerja pemerintah," kata Habiburokhman saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/2/2022).
Ia mengatakan, harus diakui bahwa situasi pandemi membuat semua pihak terjebak dalam posisi yang sulit, tak hanya dari banyaknya korban jiwa tetapi juga dampak ekonominya yang dahsyat.