Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dari Wakatobi Kementerian KP Hasilkan Riset dan Inovasi untuk Kelautan dan Perikanan

Kompas.com - 13/02/2022, 13:36 WIB
Inang Sh ,
Anissa DW

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sulteng), dikenal dunia dengan keindahan alamnya. Kemasyhurannya turut mengundang masyarakat dunia mengunjungi surga nyata bawah laut yang berada di pusat segitiga karang dunia ini.

Oleh karenanya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan potensi kelautan, perikanan, dan pariwisata Wakatobi. Salah satunya di bidang riset dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Dengan begitu, Wakatobi tak hanya terkenal dan menarik masyarakat dunia akan keindahan alamnya, tapi juga riset yang dihasilkan.

Hal itu tecermin dari kunjungan Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN Nico Barito ke Wakatobi guna melihat berbagai proyek dan fasilitas pengembangan, Kamis (10/2/2022).

Pada kesempatan tersebut, Nico mengunjungi Satuan Kerja (Satker) Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP, yaitu Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) dan Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP).

Baca juga: Bersama Pemkab Tanah Bumbu, Kementerian KP Wujudkan Kampung Gabus Haruan

Pada kunjungannya ke LPTK, Nico menyaksikan keindahan alam Wakatobi sekaligus mendapat penjelasan tentang Wakatobi Sea Bamboo (bambu laut).

Untuk diketahui, Wakatobi Sea Bamboo merupakan kependekan dari Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota Sea Bamboo yang diinisiasi Peneliti LPTK Sunarwan Asuhadi.

Teknologi multilokasi itu bisa diaplikasikan, baik pada perairan yang relatif tenang maupun berombak dan berarus kencang sehingga memiliki tingkat survivalitas mencapai 90 persen.

Melalui Teknologi Wakatobi Sea Bamboo, LPTK Wakatobi memberikan alternatif untuk mengatasi kendala restorasi bambu laut di Indonesia, baik kendala teknis maupun lokasi.

Wakatobi Sea Bamboo diciptakan bermula dari kekhawatiran akan eksploitasi berlebihan terhadap bambu laut yang dapat mengancam kelestariannya.

Baca juga: Kementerian KP Dukung Penerapan Blue Economy di Wakatobi

Menurut Sunarwan, karya jasa tersebut telah memiliki dampak yang baik, antara lain dapat diterapkan di perairan tenang dan berombak atau berarus (skala 7 Beaufort) dengan kecepatan angin kategori kuat (10,8 hingga 13,9 meter per detik) serta ombak mencapai 3-4 meter (m).

“Selain itu, substrat berbentuk puzzle dapat dibentuk (menjadi) berbagai formasi, memiliki efek perlindungan biota, serta (dapat) diaplikasikan di lokasi eksitu dan insitu,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (13/2/2022).

Pertumbuhan bambu laut melalui metode tersebut juga mencapai 2,5-3 sentimeter (cm) per tahun dengan survival rate lebih dari 90 persen. Biaya wahana insitu pun lebih murah.

Tak hanya menunjang sektor kelautan dan perikanan, Wakatobi Bamboo Sea juga menunjang sektor lain, seperti pariwisata.

"Gagasan tentang teknologi Wakatobi Sea Bamboo lahir secara orisinal dari internal Tim LPTK dengan mempertimbangkan karakter lokasi Wakatobi sebagai wilayah pulau-pulau kecil yang dipengaruhi dua musim sekaligus, yakni barat dan timur," jelasnya.

Baca juga: Desa Wisata Liya Togo di Wakatobi, Punya Kekayaan Wisata Bahari sampai Seni Budaya

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com