JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto memberikan tanggapan soal Bung Karno yang disebut sering memenjarakan ulama.
Menurutnya, pihak yang menyebut demikian tidak memahami sejarah.
"Bung Karno dekat dengan NU, juga dekat dengan Haji Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah. Artinya orang yang beranggapan seperti itu ahistoris," ujar Hasto saat mengisi acara peringatan Harlah ke-96 Nahdatul Ulama (NU) yang ditayangkan secara daring pada Sabtu (12/2/2022).
"Yang beranggapan seperti itu sama sekali tidak paham sejarah dan melecehkan Bung Karno. Dia tidak paham bagaimana spirit perjuangan beliau," lanjutnya.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, Bung Karno sejak dulu dekat dengan NU. Hasto membenarkan bahwa Soekarno pernah merasa sedih karena disebut tak menyukai NU.
Lalu saat menghadiri Muktamar ke-23 NU Bung Karno menyatakan sangat mencintai NU. Bung Karno bahkan menyebut rela merayap untuk tetap datang ke muktamar tersebut untuk membuktikan kecintaannya kepada NU.
Baca juga: Mengenang Petualangan Turba Bung Karno
"Itu di muktamar NU ke-23. Itu adalah suasana kebatinan beliau yang menyadari peran dari NU. Di mana NU dalam seluruh muktamarnya memiliki visi yang sangat sangat kuat (tentang kebangsaan)," lanjut Hasto.
Selain itu, dia juga mengungkapkan Bung Karno menginspirasi kemerdekaan negara-negara Islam seperti Maroko, Tunisia dan Aljazair.
Atas jasanya itu, kata Hasto, Soekarno lantas diberi gelar kehormatan 'pahlawan pembebas dan kemerdekaan bangsa-bangsa Islam' di dalam Konferensi Islam Asia Afrika Tahun 1965.
Tak sampai di sana, Hasto pun mengungkapkan cerita kepedulian Bung Karno terhadap masjid.
"Ketika beliau datang ke Uni Soviet (sekarang Rusia), beliau melihat ada suatu masjid yang begitu megah lalu diubah jadi gudang," ujar Hasto.
Masjid yang dimaksud yakni Masjid Agung Leningrad yang kini dinamai Masjid Agung St Petersburg.
Saat Bung Karno berkunjung ke Uni Soviet pada 1956, masjid itu difungsikan sebagai gudang peralatan medis.
"Maka proteslah Bung Karno pada Nikita Krushchev (peminpin Uni Soviet saat itu). Yang akhirnya kemudian masjid yang udah diubah menjadi gudang itu akhirnya dikembalikan fungsinya menjadi masjid," ungkap Hasto.
Baca juga: Cerita Hasto Soal Lambang NU yang Menginspirasi Bung Karno Soal Geopolitik Indonesia
Sehingga, kata dia, apa yang dilakukan oleh Bung Karno menunjukkan Islam yang membangun peradaban dan rahmatan lil alamin.