Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Petualangan Turba Bung Karno

Kompas.com - 13/02/2022, 09:33 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani yang mengatakan ada gubernur yang tidak menyambutnya ketika dia melakukan kunjungan ke daerah memicu polemik.

Pengamat politik Ari Junaedi menilai seharusnya Puan sebagai politikus tidak lagi terpaku dengan urusan protokoler. Sebab menurut dia sang kakek, Ir. Soekarno, justru punya kebiasaan berjalan-jalan menemui rakyat tanpa direpotkan dengan urusan protokoler.

Kegiatan Soekarno itu dikenal dengan istilah turba atau turun ke bawah.

Kisah tentang petualangan turba Soekarno juga ditulis oleh Cindy Adams dalam buku "Soekarno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia." Di dalam buku itu ditulis Bung Karno, sapaan Soekarno, kerap melakukan turba secara diam-diam.

Baca juga: Cerita Hasto Soal Lambang NU yang Menginspirasi Bung Karno Soal Geopolitik Indonesia

Soekarno berangkat dengan menggunakan sebuah mobil biasa dari Istana ditemani seorang ajudan berpakaian bebas.

"Kami pergi dengan mobil kecil tanpa tanda pengenal. Kalau hari sudah malam aku menukar pakaian, pakai sandal, pantalon dan kalau hari terlalu panas aku hanya memakai kemeja," kata Soekarno dalam buku itu.

Buat menyamarkan sosoknya saat melakukan turba, Soekarno kerap mengenakan kacamata dengan bingkai tanduk.

"Aku dapat berkeliaran tanpa dikenal orang dan memang kulakukan. Ini kulakukan karena ingin melihat kehidupan ini. Aku adalah kepunyaan rakyat, aku harus melihat rakyat, aku harus mendengarkan rakyat dan bersentuhan dengan mereka," lanjut Sukarno.

Bahkan, Soekarno minta kepada sang ajudan untuk menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu jajan di pedagang kaki lima karena lapar di tengah-tengah kegiatan turba. Jajanan yang paling dia gemari adalah sate.

Baca juga: Cerita Hasto soal Bung Karno yang Selundupkan Senjata untuk Bantu Kemerdekaan Aljazair

"Ada kalanya aku membeli sate di pinggir jalan. Kududuk seorang diri di pinggir trotoar dan menikmati jajanku dari bungkus daun pisang. Sungguh saat-saat yang menyenangkan," ucap Sukarno.

Sekelumit tentang kebiasaan turba sapaan Soekarno juga dipaparkan dalam buku "Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967" karya Mangil. Di dalam buku itu disebutkan Sukarno sangat gembira jika keluar dari istana berbaur dengan penduduk, atau sekadar mengamati rakyatnya ketika sedang mencari rezeki.

Artikel ini sudah tayang di Historia.id pada 11 Juli 2020 dengan judul: Bung Karno yang Kesepian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com