Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pencari Fakta Konflik Wadas dari Wakil Rakyat Purworejo dan Seruan Agar Polisi Tak Represif

Kompas.com - 11/02/2022, 14:39 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VI, Abdul Kadir Karding membentuk tim pencari fakta konflik warga Desa Wadas, Purworejo, dengan aparat buntut proyek Bendungan Bener.

"Saya sebagai wakil masyarakat Purworejo tentu tugas saya adalah memperjuangkan dan membela kepentingan masyarakat daerah di sana," kata Abdul Kadir Karding, Jumat (10/2/2022).

Wilayah Dapil Jateng VI memang salah satunya meliputi Kabupaten Purworejo. Selain itu Wonosobo, Magelang, Temanggung, dan Kota Magelang. Karding mengatakan, ingin mengetahui lebih jelas persoalan yang terjadi.

"Langkah yang saya lakukan pertama adalah saya sudah bentuk tim kecil untuk turun ke sana mencari dan melihat lebih dekat data dan fakta sesungguhnya yang terjadi," tuturnya.

Baca juga: Tanggapan Polda Jateng soal Dugaan Maladministrasi Pengamanan Polisi di Desa Wadas

Seperti diketahui sebanyak 64 orang warga Wadas sempat diamankan Polisi buntut penolakan penambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener.

Penangkapan puluhan warga tersebut menghebohkan publik. Media sosial bahkan diramaikan oleh tagar #WadasMelawan, #SaveWadas, hingga #WadasTolakTambang.

Muncul pula petisi "Hentikan Rencana Pertambangan Batuan Andesit di Desa Wadas" di laman change.org. Polisi pada akhirnya melepaskan puluhan warga yang diamankan.

"Dalam kasus Wadas atau Bendungan Bener ini saya memang sengaja bersikap sangat hati-hati karena pertama ini sensitif. Kedua, ini menyangkut program strategis nasional. Ketiga, ini menyangkut kemaslahatan umat atau kebaikan orang banyak," jelas Karding.

Anggota Komisi VII DPR RI ini pun mendorong agar permasalahan di Wadas diselesaikan dengan cara persuasif. Karding juga meminta agar ada pelibatan tokoh masyarakat setempat agar konflik dapat diselesaikan dengan baik.

"Dengan cara-cara yang elegan, dialog partisipatif, dan terbuka," ucapnya.

Baca juga: Berencana Temui Ganjar dan Warga Wadas, Komnas HAM: Belum Dialog, Warga Masih Marah

Lebih lanjut, Karding mendorong pihak kepolisian untuk mampu menjabarkan dan menerjemahkan dengan cerdas setiap perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terutama dalam mengawal pembangunan infrastruktur, termasuk Bendungan Bener yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

"Karena Presiden Jokowi sangat gencar mendorong pembangunan infrastruktur namun beliau bukan sosok yang suka dengan pendekatan kekerasan dan represif," sebut Karding.

Politikus PKB yang pernah menjadi tim pemenangan Jokowi ini memberi contoh reaksi Presiden Jokowi saat polisi bersikap berlebihan kepada masyarakat yang mengkritik Pemerintah lewat mural.

Selain itu, kata Karding, Jokowi juga pernah mengkritik polisi yang agak represif menangani demonstrasi saat orang nomor satu di Indonesia itu melakukan kunjungan kerja.

"Aparat kepolisian perlu menyadari pentingnya pendekatan humanis dan profesional di lapangan. Ini penting untuk dalam upaya memperbaiki citra dan kepercayaan masyarakat," sebutnya.

Oleh karena itu, Karding mengingatkan pihak kepolisian agar bisa menahan diri jika terdapat dinamika dengan masyarakat di lapangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com