"Dan lakukan pendekatan humanis sesuai protap yang ada," tutur Karding.
Kepada masyarakat, Karding juga meminta untuk bisa melihat proyek Bendungan Bener dengan kacamata yang lebih besar lagi. Ia mengingatkan, Bendungan Bener akan memberi manfaat untuk banyak orang.
"Data yang saya dapat, mulai dari suplai air untuk lahan sawah beririgasi untuk 13.589 Ha daerah irigasi eksisting dan 1.110 Ha daerah irigasi baru," ungkap dia.
"Bendungan Bener juga bisa jadi sumber pemenuhan air baku untuk masyarakat sekitar dengan kemampuan 1.500 liter/detik. Dan terutama bisa mengurangi potensi banjir untuk Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulonprogo," tambah Karding.
Baca juga: Wadas Melawan dan Pembelaan Pemerintah yang Klaim Tak Ada Kericuhan
Penangkapan kepada puluhan warga Wadas terjadi pada Selasa (8/2/2022). Menurut warga, saat itu ada ratusan polisi masuk ke Desa Wadas.
Hingga saat ini, banyak warga yang memilih lari ke hutan karena trauma pasca-kericuhan di lokasi rencana pembangunan quarry batu andesit.
Apalagi polisi masih bertahan di Desa Wadas, bahkan hingga mendirikan tenda dan tidur di teras rumah warga hingga masjid.
"Mereka bersenjata lengkap, ada yang membawa anjing pelacak. Anjing itu mau dilepas ke hutan melacak warga yang sedang ngumpet (bersembunyi). Kondisi hari ini masih menakutkan makanya cari aman di hutan," kata seorang warga Wadas, Anton (bukan nama sebenarnya), Kamis (10/2/2022) sore.
Baca juga: Awal Mula Warga Wadas Melawan, Tolak Tambang Batu Andesit untuk Proyek Bendungan Bener
Warga Desa Wadas sendiri memang terbelah. Ada yang pro pembangunan quarry batu andesit untuk proyek Bendungan Bener, ada juga yang menolak.
Mereka yang menolak pembangunan sampai hari ini bertahan di dalam hutan karena takut ditangkap lagi oleh Polisi. Warga Wadas yang ada di hutan mengaku kesulitan logistik.
"Tadi malam, Brimob dan Polisi masih seperti kemarin dan masih bermalam di hutan hingga siang ini. Lalu saya dikejar-kejar sampai malam dan sampai sekarang masih ada yang di alas (hutan)," demikian pengakuan salah seorang warga Wadas yang enggan disebutkan namanya.