Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Sebut Kian Banyak Korban Kerangkeng Manusia di Langkat yang Angkat Bicara

Kompas.com - 07/02/2022, 23:04 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengatakan semakin banyak korban yang bicara dalam proses penyelidikan kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin.

Hal itu disampaikan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam pada wartawan di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Senin (7/2/2022) pasca melakukan pemeriksaan pada Terbit.

“Semakin lama, semakin banyak yang ngomong, itu yang tidak bisa kami tolak,” ucap Anam disaksikan dari YouTube Komnas HAM.

Baca juga: Komnas HAM Temukan Dugaan Kekerasan Terjadi di Kerangkeng Manusia Bupati Langkat

Anam menuturkan, pihaknya juga mendapatkan informasi terkait jumlah korban meninggal dunia yang diduga lebih dari tiga orang.

“Dua hari atau tiga hari lalu misalnya, kami dapat informasi soal meninggalnya orang di luar jumlah tiga orang itu, lalu ada informasi kekerasan di medio tahun-tahun tertentu,” jelas dia.

“Ditunjukkan fotonya, komunikasinya dengan korbannya dan lain sebagainya,” sambungnya.

Komnas HAM, kata Anam, ingin segera menyusun laporan penyelidikan pada perkara ini.

Namun Anam menegaskan, pihaknya tidak bisa membatasi ketika ada korban yang ingin memberikan keterangan.

“Kalau ditanya limitasinya, kami inginnya segera. Tapi masa kita halangi korban buat ngomong kepada kami, itu tidak elok,” pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Agus Andrianto mengkonfirmasi adanya tiga penghuni kerangkeng manusia di rumah Terbit yang meninggal dunia.

Sementara itu Terbit menampik jika kerangkeng dirumahnya digunakan untuk perbudakan manusia.

Baca juga: Sebut Kerangkeng Tempat Pembinaan, Bupati Langkat Sebut Tak Perlu Izin

Ia menyebut kerangkeng itu merupakan tempat pembinaan untuk masyarakat pecandu narkoba.

Terbit berdalih, kerangkeng itu dibangun karena permintaan masyarakat.

“Awalnya itu pembinaan untuk organisasi, saya sebagai tokoh Pemuda Pancasila supaya bisa menghilangkan pecandu narkoba,” katanya.

“Sifatnya membantu warga di sana, ini permintaan masyarakat,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com