Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Cemas, Omicron Mengganas

Kompas.com - 05/01/2022, 13:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK dideteksi ada di Indonesia pada pertengahan Desember 2021, jumlah pasien Covid-19 varian Omicron terus bertambah. Ancaman gelombang ketiga kini di depan mata.

Kita layak cemas dan waswas. Omicron, varian baru dari virus corona terus menggila. Jumlah orang yang terinfeksi mutasi terbaru virus ini terus bertambah.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan, ada 92 kasus baru Covid-19 akibat penularan varian Omicron pada Selasa (4/1/2022). Dengan penambahan ini, total kasus Covid-19 dari varian Omicron di Indonesia mencapai 254 sejak mutasi terbaru virus ini terdeteksi ada di negeri ini.

Baca juga: Kabar Baik Covid-19, WHO Sebut Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Lebih Ringan

Kemenkes mengatakan, dari 254 kasus Covid-19 dari varian Omicron, 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case) yang berasal dari negara Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan AS. Sementara 15 kasus merupakan transmisi lokal.

Terus bertambah

Sejak pasien pertama diumumkan pada 16 Desember 2021, jumlah orang yang terinfeksi varian terbaru virus SARS-Cov-2 itu terus meninggi. Tak hanya dibawa oleh WNI yang baru pulang dari luar negeri, namun juga tersebar dan menular melalui transmisi lokal.

Wisma Atlet yang sebelumnya sepi karena banyak pasien Covid-19 yang sembuh dan pulang ke rumah, kini mulai kebanjiran ‘tamu’ lagi. Lokasi yang selama ini menjadi ruang isolasi, kini mulai ramai kembali karena penghuninya banyak lagi. Ini terjadi sejak Omicron terdeteksi mulai menginfeksi warga negara ini.

Merujuk data harian pengelola RSDC Wisma Atlet, sepuluh hari sebelum kasus Omicron pertama ditemukan, atau pada 7 Desember 2021, terdapat 126 pasien Covid-19 yang dirawat di tempat tersebut. Sepuluh hari berikutnya, tercatat hanya lima hari yang ada penambahan. Itu pun cuma 14 kasus.

Jumlah pasien yang dirawat di Wisma Atlet mulai terlihat ada penambahan yang signifikan sejak 18 Desember 2021, selang dua hari setelah pasien Covid-19 varian Omicron pertama diumumkan.

Dalam sehari ada penambahan 82 kasus perawatan. Dari 18 Desember 2021 hingga Selasa kemarin, tercatat terdapat penambahan kasus rawat inap sebanyak 931 orang. Penambahan kasus tertinggi pada 4 Januari 2022 yakni sebanyak 126 orang. Dengan penambahan ini total ada 1.038 orang yang dirawat di ‘Wisma Covid’ kini.

Omicron menggila

Indonesia adalah negara kesekian yang terpapar Omicron. Per 3 Januari 2022, mutasi terbaru virus corona ini telah terdeteksi ada di 132 negara. Tak hanya Afrika, Eropa dan Amerika, Omicron juga sudah menggila di beberapa negara di Asia. Salah satunya India.

Setelah berhasil menekan dan mengendalikan penyebaran dan penularan Covid-19 pada gelombang kedua, kini India terancam menghadapi gelombang ketiga. Angka kasus Covid-19 di negara itu terus meningkat tajam.

Baca juga: Situasi Memburuk di Jakarta: Pasien Omicron Kini Capai 252, Kasus Aktif Covid-19 Meningkat dengan Cepat

 

Pada Senin lalu, tercatat ada 33.750 kasus Covid-19. Ini merupakan angka tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Otoritas setempat menyebut, sebanyak 84 persen sampel yang diperiksa di ibu kota India merupakan kasus Omicron.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Jauh –jauh hari sejumlah kalangan sudah mengingatkan agar kita waspada dengan ancaman gelombang ketiga. Kita tak boleh abai dan santai, meski sejak September hingga menjelang akhir tahun 2021 pandemi melandai.

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dikhawatirkan akan menciptakan klaster baru. Pasalnya, tak ada pembatasan yang signifikan terkait kerumunan dan mobilitas orang.

Rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 secara nasional yang dimaksudkan untuk mencegah kerumunan dan mengendalikan lalu lalang orang dibatalkan. Instruksi Menteri Dalam Negeri yang diterbitkan untuk menggantikan dinilai tak mempan.

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mewajibkan agar sekolah menggelar pendidikan tatap muka (PTM) atau dilakukan secara offline juga disesalkan. Pasalnya, kebijakan ini dilakukan saat angka kasus pasien Covid-19 varian Omicron naik signifikan.

Selain Nataru, PTM dikhawatirkan akan mempercepat penyebaran dan penularan Omicron. Karena menurut WHO dan sejumlah ahli, varian baru Covid-19 ini lebih cepat menular dibanding varian Delta. Mutasi terbaru virus corona ini juga dapat menginfeksi orang yang sudah menerima vaksin dua kali.

Indonesia pernah keteteran dan kelabakan saat varian Delta menyerang. Lalu, apakah kasus serupa akan terulang?

Kompas TV membahas hal itu bersama Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu malam ini mulai pukul 20.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com