Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenang Tsunami Aceh, Jusuf Kalla: Saya Menangis, Waktu Itu Korban Bergelimpangan

Kompas.com - 27/12/2021, 11:52 WIB
Tsarina Maharani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla bercerita tentang bencana alam gempa dan tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004.

Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI mengungkapkan, ia menerima laporan dari salah satu ajudannya bahwa terjadi gempa di Aceh.

Namun, saat itu itu informasi yang diterima tidak begitu jelas dan lengkap.

Baca juga: Kesal Birokrasi Lambat Atasi Tsunami Aceh, Jusuf Kalla: Ambil Pistol, Tembak Gemboknya!

Kalla pun mencoba menelepon Gubernur Aceh yang saat itu menjabat, yaitu Azwar Abubakar. Namun, ternyata Azwar tengah berada di Jakarta untuk menghadiri suatu acara.

"Saya minta telepon panglima (TNI), kapolda, semuanya tidak ada hubungan sama sekali. Ini jadi pertanyaan, ada apa di Aceh? Sampai saya telepon Gubernur Sumatera Utara juga tidak tahu, walaupun terasa sampai ke Medan gempa itu," ujar Kalla dalam acara "17 Years of Tsunami Aceh: Global Solidarity For Humanity and Sustainable Development-An Aceh Model oleh Diaspora Global Aceh", Minggu (26/12/2021).

Pagi itu, Kalla mesti menghadiri acara halalbihalal. Ia pun meminta acara dimulai lebih awal.

Menurut Kalla, saat itu semua tamu undangan yang hadir sudah mengetahui perihal bencana alam di Aceh, tetapi tidak ada kejelasan.

"Semua sudah mengetahui tapi tidak ada penjelasan. Semua pada ikut tegang dan saya minta acara dipercepat satu jam," ucap dia.

Baca juga: 55 Relawan PMI Meninggal Dunia Selama Pandemi Covid-19 dan Ucapan Terima Kasih Kalla

Setelah acara, Kalla meminta Sofyan Djalil yang kala itu menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika segera berangkat ke Aceh.

Kalla meminta Sofyan melaporkan kepada dirinya tentang apa yang terjadi di Aceh.

Kemudian pada siang harinya, ia menerima laporan jumlah korban jiwa yaitu 80 orang. Pada sore hari, korban jiwa bertambah menjadi 200 orang.

Ia akhirnya berangkat ke Aceh keesokan harinya pada 27 Desember.

"Saya berangkat ke sana ternyata waktu itu diperkirakan (jumlah korban) 10.000 orang. Saya laporkan kepada Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) yang saat itu di Papua, bahwa korban kurang lebih 10.000 orang. Padahal kemudian kita tahu jumlahnya lebih dari 200.000 (jiwa)," ujar dia.

Di Aceh, Kalla melihat jenazah-jenazah korban. Ia pun menangis. "Waktu itu di mana-mana mayat bergelimpangan dan saya menangis melihat suasana seperti itu," ucap dia.

Baca juga: 7 Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004: Gempa Setara Bom 100 Gigaton

Sebagai Wapres sekaligus Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas), Kalla bertanggung jawab untuk mengatasi dan memimpin pemulihan bencana di Aceh.

Ia menuturkan, langkah pertama yang diambil saat itu adalah tanggap darurat, yaitu dengan menyiapkan tempat tinggal sementara (shelter), menyediakan makanan, dan menyediakan layanan kesehatan bagi korban terdampak bencana.

Selanjutnya, pemerintah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. "Itulah hal-hal yang tentu bagi saya suatu ingatan yang tidak akan lepas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com