Salin Artikel

Kenang Tsunami Aceh, Jusuf Kalla: Saya Menangis, Waktu Itu Korban Bergelimpangan

Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI mengungkapkan, ia menerima laporan dari salah satu ajudannya bahwa terjadi gempa di Aceh.

Namun, saat itu itu informasi yang diterima tidak begitu jelas dan lengkap.

Kalla pun mencoba menelepon Gubernur Aceh yang saat itu menjabat, yaitu Azwar Abubakar. Namun, ternyata Azwar tengah berada di Jakarta untuk menghadiri suatu acara.

"Saya minta telepon panglima (TNI), kapolda, semuanya tidak ada hubungan sama sekali. Ini jadi pertanyaan, ada apa di Aceh? Sampai saya telepon Gubernur Sumatera Utara juga tidak tahu, walaupun terasa sampai ke Medan gempa itu," ujar Kalla dalam acara "17 Years of Tsunami Aceh: Global Solidarity For Humanity and Sustainable Development-An Aceh Model oleh Diaspora Global Aceh", Minggu (26/12/2021).

Pagi itu, Kalla mesti menghadiri acara halalbihalal. Ia pun meminta acara dimulai lebih awal.

Menurut Kalla, saat itu semua tamu undangan yang hadir sudah mengetahui perihal bencana alam di Aceh, tetapi tidak ada kejelasan.

"Semua sudah mengetahui tapi tidak ada penjelasan. Semua pada ikut tegang dan saya minta acara dipercepat satu jam," ucap dia.

Setelah acara, Kalla meminta Sofyan Djalil yang kala itu menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika segera berangkat ke Aceh.

Kalla meminta Sofyan melaporkan kepada dirinya tentang apa yang terjadi di Aceh.

Kemudian pada siang harinya, ia menerima laporan jumlah korban jiwa yaitu 80 orang. Pada sore hari, korban jiwa bertambah menjadi 200 orang.

Ia akhirnya berangkat ke Aceh keesokan harinya pada 27 Desember.

"Saya berangkat ke sana ternyata waktu itu diperkirakan (jumlah korban) 10.000 orang. Saya laporkan kepada Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) yang saat itu di Papua, bahwa korban kurang lebih 10.000 orang. Padahal kemudian kita tahu jumlahnya lebih dari 200.000 (jiwa)," ujar dia.

Di Aceh, Kalla melihat jenazah-jenazah korban. Ia pun menangis. "Waktu itu di mana-mana mayat bergelimpangan dan saya menangis melihat suasana seperti itu," ucap dia.

Sebagai Wapres sekaligus Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas), Kalla bertanggung jawab untuk mengatasi dan memimpin pemulihan bencana di Aceh.

Ia menuturkan, langkah pertama yang diambil saat itu adalah tanggap darurat, yaitu dengan menyiapkan tempat tinggal sementara (shelter), menyediakan makanan, dan menyediakan layanan kesehatan bagi korban terdampak bencana.

Selanjutnya, pemerintah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. "Itulah hal-hal yang tentu bagi saya suatu ingatan yang tidak akan lepas," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/27/11521401/kenang-tsunami-aceh-jusuf-kalla-saya-menangis-waktu-itu-korban

Terkini Lainnya

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke