Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Petisi, Mensos Risma Didesak Minta Maaf Usai Polemik Ajak Orang Tuli Bicara

Kompas.com - 10/12/2021, 12:30 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Jaringan Masyarakat Tuli Indonesia meminta Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma meminta maaf karena sudah meminta penyandang disabilitas tuli berbicara dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional pada Rabu (1/12/2021).

Jaringan tersebut juga membuat petisi melalui situs Change.org yang berjudul “Ibu Risma, Minta Maaf Yuk karena Sudah Memaksa Teman Tuli Berbicara!”. Per Jumat (10/12/2021) pukul 11.56 WIB, sudah ada lebih dari 9.300 dukungan dari netizen.

“Benar petisi ini dibuat oleh kami dalam Jaringan Masyarakat Tuli Indonesia,” kata perwakilan Jaringan Masyarakat Tuli Indonesia, Ismail saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.

Ismail menganggap pernyataan Risma adalah bentuk sikap audisme. Ia menjelaskan, audisme adalah sikap ketika seorang yang bisa dengar memaksa orang tuli untuk ikut bicara secara verbal, karena merasa bicara verbal itu lebih baik dibandingkan dengan bahasa isyarat.

Baca juga: Risma Dikecam karena Paksa Tunarungu Bicara, Pahami Lagi Jenis Disabilitas

Menurut Ismail, seharusnya Risma tidak sepatutnya memiliki sikap audisme dan seharusnya menganggap sikap ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Terlebih, dalam UU 8/2016 dituliskan bahwa pemerintah harus memfasilitasi komunikasi penyandang disabilitas, termasuk menggunakan bahasa isyarat.

“Mengingat Ibu Risma adalah seorang pejabat publik dan posisinya adalah Menteri Sosial, memiliki sikap audisme ini tentu akan memberikan efek stigma yang berkepanjangan,” kata Ismail

Jaringan Masyarakat Tuli Indonesia berharap, Risma mau menyampaikan permintaan maafnya secara publik, yang disiarkan melalui media massa dan media sosial.

Selain itu, salah satu orang tua dari seorang Tuli, Iies Arum Wardhani, mengaku merasa sedih dan terluka mendengar pernyataan Risma yang mengajak anak tuli berbicara.

Baca juga: Tak Minta Maaf, Ini Pembelaan Risma Usai Paksa Tunarungu Bicara

Iies sangat menyayangkan, sikap Risma yang mempermalukan anak tuli dengan dengan menyodorkan mic, membuka masker, dan berbicara.

Iies dan Jaringan Masyarakat Tuli Indonesia menyatakan, orang tuli memiliki hak untuk menentukan sendiri bahasa yang nyaman digunakan setiap orang tuli.

“Tuli hanya tidak bisa mendengar, dan tidak bisa mendengar bukan berarti bodoh. Sebagai Menteri Sosial, Ibu Risma selayaknya menjadi pengayom bagi para penyandang disabilitas dan harusnya bisa memahami bahwa satu ragam disabilitas yang sama dapat memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda,” kata Iies.

Iies juga menyebut, penjelasan Mensos Risma yang meminta orang tuli terbiasa bicara agar bisa meminta pertolongan saat terjadi perkosaan atau bencana itu tidak pantas.

“Sudah jadi kewajiban negara untuk melindungi mereka dengan menciptakan support system yang aksesibel untuk semua,” imbuhnya.

Sebelumnya, berdasarkan siaran dari akun YouTube Kemensos, di acara peringatan HDI 2021, ia meminta penyandang disabilitas mental dan tuli berbicara. Tindakan Risma ini menuai kritik dari penyandang disabilitas tuli bernama Stefan.

Baca juga: Ketika Risma Paksa Bocah Tunarungu Berbicara hingga Menuai Kritik

Secara terpisah, mantan Wali Kota Surabaya ini membantah sudah memaksa penyandang tuli untuk bicara.

Selain untuk mengetes alat bantu dengar yang diberikan, Risma juga ingin melatih mereka agar terbiasa bicara.

Risma ingin teman-teman penyandang disabilitas tunarungu bisa mengeluarkan suara jika mereka berada dalam keadaan bahaya.

"Kalau enggak dua kali tiga kali. Itu ada anak tunarungu diperkosa. Itu yang saya sedih kenapa saya kemarin mengajarkan (berbicara). Minimal dia bisa bilang tolong," kata Risma di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (2/12/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com