Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Percaya Diri Masuk Parpol, Pengamat: Elektabilitasnya Masih Standar

Kompas.com - 03/12/2021, 14:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) masih cukup sulit untuk menembus Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, meskipun melalui jalur partai politik.

Sebab, menurut Ujang, apabila dilihat dari elektabilitas Ridwan Kamil dalam sejumlah survei, tak terlihat ada peningkatan.

Hal itu yang dinilai menjadi ganjalan bagi partai politik apabila menerima Ridwan dan ingin mengusungnya dalam Pilpres 2024.

"Minusnya, elektabilitasnya masih standar-standar saja. Untuk didukung partai, seorang capres atau cawapres perlu elektabilitas yang tinggi," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: PAN Mengaku Punya Kesamaan Visi dengan Ridwan Kamil

Kendati demikian, Ujang menilai wajar apabila Ridwan Kamil tampak percaya diri kepada partai politik setelah mengumumkan akan bergabung ke partai pada 2022.

Adapun Ridwan percaya diri bakal ada partai politik yang meminangnya untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu 2024.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku optimistis karena merasa punya tingkat keterpilihan atau elektabilitas tinggi.

"Sikap percaya diri yang wajar. Karena dia merupakan kepala daerah dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia," ujar Ujang.

Namun, Ujang meminta Ridwan agar tidak gegabah terhadap pernyataannya. Jangan sampai, sikap percaya diri tersebut malah membuat partai menghindarinya.

"Jangan sampai sikap percaya diri tersebut membuat partai partai benci kepadanya. Karena dianggap arogan atau mentang-mentang," kata dia.

Baca juga: Ridwan Kamil soal Survei Elektabilitas: Hanya Menghitung Mood, Mood Warga Hari Ini

Ujang juga menyarankan Ridwan agar memilih partai politik yang tidak memiliki ketua umum atau kader yang layak jual menjadi capres atau cawapres.

Hal tersebut, menurut Ujang, perlu ditempuh Ridwan apabila benar pernyataannya ingin bergabung dalam partai politik lantaran bertujuan mengikuti Pilpres 2024.

Kendati demikian, dia menilai bahwa partai politik yang sudah memiliki kandidat capres pasti akan menolak Ridwan Kamil untuk 2024.

"Partai akan utamakan ketum atau kadernya. Kalau masuk partai yang sudah punya capres atau cawapres, maka partai itu akan berkonflik di internalnya," ucap Ujang.

Dari penilaian itu, Ujang berpendapat, Ridwan Kamil belum jelas akan masuk ke partai politik mana apabila tujuannya Pilpres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com