Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jangan Sampai Perusahaan Negara Kecil Bertebaran, Kekuatannya Minim

Kompas.com - 14/10/2021, 13:57 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, perusahaan negara sebaiknya digabung agar lebih kuat dan memiliki jaringan yang luas.

Jokowi mengingatkan agar jangan sampai ada lagi perusahaan-perusahaan negara yang kecil dan bertebaran.

"Jangan sampai perusahaan (perusahaan negara) kecil-kecil bertebaran, sehingga kekuatannya menjadi minim baik dari sisi keuangan, modal. Kalau bergabung seperti ini kekuatannya akan menjadi gede," ujar Jokowi saat meresmikan penggabungan PT Pelindo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/10/2021).

Jokowi menyampaikan hal merujuk kepada kondisi PT Pelindo sebelumnya yang terbagi menjadi empat, yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV.

Baca juga: Hadiri KTT G20, Jokowi Ajak Dunia Kawal Perdamaian Afghanistan

Dia mengungkapkan, sejak tujuh tahun lalu dirinya telah memerintahkan penggabungan keempat perusahaan negara tersebut.

Selain itu, Jokowi juga menyebutkan telah meminta agar penggabungan dilanjutkan dengan membentuk holding company atau perusahaan induk.

"Saya tunggu-tunggu tujuh tahun. Tidak terealisasi. Sudah dimulai, oke kalau tidak diholdingkan transisinya ada, jadi virtual holding," ungkap Jokowi.

"Dilakukan virtual holdingnya, tapi holdingnya belum ketemu. Dan hari ini alhamdulillah, tadi sudah disampaikan oleh Dirut PT Pelindo sudah terjadi. Yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV menjadi PT Pelindo atau PT Pelabuhan Indonesia," jelasnya.

Setelah penggabungan ini, Jokowi berharap bisa menekan biaya logistik di Indonesia sehingga bisa bersaing dengan biaya logistik negara-negara lain.

Jokowi mengungkapkan, besaran biaya logistik di negara-negara lain hanya sekitar 12 persen. Sementara itu, biaya logistik di Indonesia masih 23 persen.

Baca juga: Pelindo Resmi Merger, Jokowi: Saya Sudah Tunggu-tunggu sejak 7 Tahun Lalu

"Apa yang kita harapkan dari sini. Yang pertama sekali lagi, biaya logistik kita bisa bersaing dengan negara2 lain. Artinya daya saing kita, competitiveness kita akan menjadi lebih baik," tutur Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar ada partner untuk PT Pelindo. Namun, syaratnya partner yang ada nantinya harus memiliki jaringan yang luas.

"Sehingga nanti terkoneksi dengan negara-negara lain dengan baik. Artinya apa produk kita, barang-barang kita, bisa menjelajah ke mana-mana," tambah kepala negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat sebelum Megawati Ambil Keputusan

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat sebelum Megawati Ambil Keputusan

Nasional
BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

Nasional
PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

Nasional
Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Nasional
PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

Nasional
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Nasional
Pertahanan Udara WWF Ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Pertahanan Udara WWF Ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Nasional
Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com