JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Biostatistik, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan, mobilitas masyarakat akan mempengaruhi peningkatan penularan virus Corona.
Apalagi, aktivitas masyarakat tidak diiringi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Pengalaman kita selama setahun lebih, pandemi ini selalu kalau ada peningkatan mobilitas kemudian dua minggu, sebulan sampai dua bulan kemudian kasusnya naik," kata Iwan dalam diskusi secara virtual melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (28/9/2021).
Baca juga: Satgas Diminta Monitor PTM Setiap Hari untuk Cegah Klaster Covid-19 di Sekolah
Iwan mengatakan, meski kasus Covid-19 sudah menurun, pelonggaran aktivitas masyarakat di ruang publik harus dilakukan dengan perlahan dan hati-hati.
Ia mengingatkan, semakin banyak terjadi penularan virus corona, virus pun akan berkembang biak dan menimbulkan mutasi baru.
"Nah mutasi bisa jadi masalah, kalau varian barunya lebih menular, semakin parah atau dia lari dari antibodi, enggak mempan vaksin," ujarnya.
Baca juga: Potensi Gelombang Ketiga Covid-19, Begini Langkah Pemkot Tangerang
Lebih lanjut, Iwan juga meminta agar pemerintah juga menjaga mobilitas masyarakat antar negara.
Meski penerbangan internasional sudah dibatasi, ia meminta pemerintah tidak kecolongan terhadap mobilitas masyarakat melalui jalan-jalan tikus di perbatasan-perbatasan.
"Semua pendatang dari mancanagera harus di periksa PCR, jadi kita tidak lagi percaya saja dengan hasil PCR yang negatif yang sudah dibawa oleh si pendatang," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.