Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tersangka Kasus Peredaran Uang Palsu Ditangkap, Polisi: Ada yang Residivis

Kompas.com - 23/09/2021, 17:37 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri menangkap 20 tersangka pembuatan dan peredaran uang palsu pecahan rupiah serta dollar Amerika Serikat (AS).

Wakil Direktur Tipideksus Kombes Whisnu Hermawan Februanto menyebutkan, sebagian pelaku merupakan penjahat kambuhan atau residivis.

“Ada yang residivis, artinya pernah melakukan tindakan pemalsuan uang, sudah keluar dari tahanan, melakukan kembali, ada juga yang penggangguran,” kata Whisnu, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/9/2021).

Baca juga: Bareskrim Polri Tangkap 20 Tersangka Kasus Peredaran Uang Palsu

Whisnu mengatakan, rata-rata pendidikan dari para tersangka di bawah jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Adapun 16 tersangka merupakan jaringan pemalsu dan pengedar dollar AS palsu di wilayah Jakarta, Bogor, dan Tangerang.

Sedangkan, empat orang lainnya ditangkap di Demak dan Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka merupakan jaringan pemalsu mata uang rupiah.

Menurut Whisnu, jaringan tersebut telah melakukan aksinya kurang lebih selama 9 bulan hingga 1 tahun.

Ia menuturkan, pengedaran dollar AS palsu dilakukan dengan modus penipuan atau penggandaan uang di kota besar.

Baca juga: Menduga di Jabar, Polisi Dalami Lokasi Pembuatan Uang Palsu Dollar AS

Sedangkan, untuk pengedaran uang rupiah palsu dilakukan di kota kecil melalui pasar tradisional hingga pom bensin.

“Sementara kalau uang rupiah di kota-kota kecil, kalau tadi, pasar-pasar tradisional, pasar malam, pom bensin, biasanya begitu,” ucap dia.

Tersangka tindak pidana uang palsu dijerat Pasal 36 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.

Kemudian, tersangka jaringan pemalsuan mata uang asing dijerat Pasal 245 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Para tersangka terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com