Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Resmikan "Kanal Indonesiana", Platform Terpadu soal Kebudayaan Indonesia

Kompas.com - 03/09/2021, 15:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim meluncurkan "Kanal Indonesiana" sebagai wadah kebudayaan masyarakat Indonesia di mata dunia.

Menurut Nadiem, peluncuran Kanal Indonesiana ini merupakan salah satu terobosan baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) dalam upaya menjawab kebutuhan masyarakat dan mewujudkan cita-cita Indonesia yaitu merdeka belajar dan merdeka berbudaya.

"Untuk menjawab kebutuhan kita akan media ekspresi, promosi dan pustaka kebudayaan Indonesia, dengan ini secara resmi, saya luncurkan Kanal Indonesiana," kata Nadiem dalam acara Merdeka Belajar episode 13: Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana yang ditayangkan melalui YouTube Kemendikbud, Jumat (3/9/2021).

Baca juga: Badan Standar Nasional Pendidikan, Lembaga Independen yang Dibubarkan Nadiem Makarim

Nadiem menjelaskan, Kanal Indonesiana merupakan platform digital sebagai wadah ekspresi, pustaka, serta promosi budaya yang terintegrasi.

Adapun platform ini dapat diakses melalui laman indonesiana.tv, siaran televisi jaringan Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), media sosial Indonesiana baik Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube.

Nadiem menegaskan, platform ini bukan milik Kemendikbud-Ristek, melainkan milik masyarakat kendati Kemendikbud-Risteklah yang mengelolanya.

"Sebenarnya, yang memiliki platform ini adalah masyarakat, budayawan di Indonesia. Masyarakat kreator di Indonesia. Kita menyediakan platform ini agar mereka bisa berkreasi. Agar mereka yang mungkin tidak mendapatkan dana yang cukup atau atensi yang cukup dari media mainstream bisa kita berikan suatu wadah ekspresi, exposure kepada masyarakat secara langsung," papar dia. 

Dengan demikian, partisipasi masyarakat adalah kunci dalam menciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan.

Baca juga: Ketua Komisi X Nilai Keputusan Nadiem Bubarkan BSNP Terburu-buru

Lebih lanjut, Nadiem mengungkap alasan berdirinya Kanal Indonesiana.

Hal itu, kata dia, berangkat dari belum adanya media informasi komprehensif yang menyajikan kekayaan budaya Indonesia dalam bentuk audio, visual, teks serta audiovisual secara terpadu.

"Media yang ada saat ini adalah sebuah sarana, tetapi belum cukup mewadahi tema-tema pembelajara, tema-tema ekspresi seni dan interaksi budaya Indonesia, di saat ini masih sangat terbatas," ucap dia. 

Nadiem menilai, kanal media saat ini lebih banyak berfokus pada komersialisasi, menjual iklan, tanpa bertujuan mengenalkan kebudayaan Indonesia.

Baca juga: Nadiem Makarim Dorong Cepat Perguruan Tinggi Buka PTM Terbatas

Oleh karena itu, Nadiem menilai perlu adanya suatu kanal media yang terdedikasi menyajikan kekayaan budaya Indonesia secara terpadu.

"Negara-negara lain sudah melakukan ini, tentunya negara-negara maju seperti Korea Selatan, Inggris, China, dan juga Amerika. Sudah mengeluarkan atau memiliki media kebudayaan yang terintegrasi," kata Nadiem.

"Jadi inilah, hari ini kita meluncurkan untuk pertama kalinya di Indonesia, kita meluncurkan Kanal Indonesiana," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com