Menurut Nadiem, peluncuran Kanal Indonesiana ini merupakan salah satu terobosan baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) dalam upaya menjawab kebutuhan masyarakat dan mewujudkan cita-cita Indonesia yaitu merdeka belajar dan merdeka berbudaya.
"Untuk menjawab kebutuhan kita akan media ekspresi, promosi dan pustaka kebudayaan Indonesia, dengan ini secara resmi, saya luncurkan Kanal Indonesiana," kata Nadiem dalam acara Merdeka Belajar episode 13: Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana yang ditayangkan melalui YouTube Kemendikbud, Jumat (3/9/2021).
Nadiem menjelaskan, Kanal Indonesiana merupakan platform digital sebagai wadah ekspresi, pustaka, serta promosi budaya yang terintegrasi.
Adapun platform ini dapat diakses melalui laman indonesiana.tv, siaran televisi jaringan Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), media sosial Indonesiana baik Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube.
Nadiem menegaskan, platform ini bukan milik Kemendikbud-Ristek, melainkan milik masyarakat kendati Kemendikbud-Risteklah yang mengelolanya.
"Sebenarnya, yang memiliki platform ini adalah masyarakat, budayawan di Indonesia. Masyarakat kreator di Indonesia. Kita menyediakan platform ini agar mereka bisa berkreasi. Agar mereka yang mungkin tidak mendapatkan dana yang cukup atau atensi yang cukup dari media mainstream bisa kita berikan suatu wadah ekspresi, exposure kepada masyarakat secara langsung," papar dia.
Dengan demikian, partisipasi masyarakat adalah kunci dalam menciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan.
Lebih lanjut, Nadiem mengungkap alasan berdirinya Kanal Indonesiana.
Hal itu, kata dia, berangkat dari belum adanya media informasi komprehensif yang menyajikan kekayaan budaya Indonesia dalam bentuk audio, visual, teks serta audiovisual secara terpadu.
"Media yang ada saat ini adalah sebuah sarana, tetapi belum cukup mewadahi tema-tema pembelajara, tema-tema ekspresi seni dan interaksi budaya Indonesia, di saat ini masih sangat terbatas," ucap dia.
Nadiem menilai, kanal media saat ini lebih banyak berfokus pada komersialisasi, menjual iklan, tanpa bertujuan mengenalkan kebudayaan Indonesia.
Oleh karena itu, Nadiem menilai perlu adanya suatu kanal media yang terdedikasi menyajikan kekayaan budaya Indonesia secara terpadu.
"Negara-negara lain sudah melakukan ini, tentunya negara-negara maju seperti Korea Selatan, Inggris, China, dan juga Amerika. Sudah mengeluarkan atau memiliki media kebudayaan yang terintegrasi," kata Nadiem.
"Jadi inilah, hari ini kita meluncurkan untuk pertama kalinya di Indonesia, kita meluncurkan Kanal Indonesiana," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/03/15283341/nadiem-resmikan-kanal-indonesiana-platform-terpadu-soal-kebudayaan-indonesia