Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Prajurit Tewas di Papua Barat, Pengamat Nilai TNI dalam Situasi Pelik, Jangan Gegabah

Kompas.com - 02/09/2021, 18:39 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis mengingatkan TNI tak mengambil tindakan gegabah dalam merespons tewasnya empat prajurit yang diserang di Pos Persiapan Koramil Kisor, Distrik Maybrat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (2/9/2021), pukul 03.00 WIT.

"Kalau melakukan reaksi balik dengan melakukan pengejaran tentu harus dilakukan secara hati-hati dan terukur," ujar Beni kepada Kompas.com, Kamis (2/9/2021).

Menurut dia, prinsip kehati-hatian dalam melakukan pengejaran penting dilakukan agar terhindar dari tindakan yang melanggar hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Pangdam Bersumpah Jaga Keamanan Pasca 4 Prajurit TNI Gugur, Perintahkan Pengejaran Pelaku

Sebaliknya, jika terjadi pelanggaran HAM dalam pengejaran tersebut, justru akan menjadi bahan propaganda atau kampanye oleh pihak tertentu.

Dalam kasus ini, Beni menilai, bentuk tindakan pengejaran yang tetap dalam koridor HAM memang cukup pelik bagi TNI.

Sebab, di satu sisi hal itu menyangkut keselamatan masyarakat setempat, tetapi di sisi lain TNI sudah kehilangan prajuritnya atas serangan tersebut.

Karena itu, Beni menyatakan bahwa menjaga keseimbangan di sebuah wilayah konflik seperti di Papua Barat sangat sensitif dan rumit.

Menurut dia, sejauh ini tidak ada formula yang manjur untuk menyelesaikan konflik hanya dalam jangka pendek.

Baca juga: 4 Prajurit TNI Gugur Diserang di Papua Barat, Pelaku adalah Kelompok Separatis Teroris

Untuk itu, pemerintah sudah seharusnya mengevaluasi secara komprehensif operasi militer yang terjadi di Papua dan Papua Barat.

Dengan evaluasi tersebut, kata dia, pemerintah nantinya bisa mengetahui apa kelemahan operasi militer itu. 

"Karena pendekatan secara politik juga nampak gagal untuk meredam tindakan kelompok separatis ini," kata dia.

Diduga, penyerangan terhadap anggota TNI itu dilakukan 50 orang.

Baca juga: 4 Anggota TNI Gugur, 2 Luka Berat Usai Posramil Kisor Papua Barat Diserang OTK Dini Hari

Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen I Nyoman Cantiasa menyatakan, para pelaku adalah kelompok separatis teroris (KST) yang ingin mengacaukan situasi keamanan.

"Kamis dini hari terjadi penyerangan terhadap Pos Koramil Persiapan Distrik Maybrat Selatan, diduga ini dilakukan oleh kelompok separatis teroris yang menggunakan senjata tajam yang mengakibatkan anggota kami empat orang gugur, dua luka dan lima orang selamat," ujar Nyoman, di Manokwari, Kamis.

Saat ini, kata Cantiasa, ia telah memerintahkan personelnya untuk mengejar para pelaku.

Bahkan, ia memastikan aparat akan tegas kepada siapa saja yang berusaha melawan.

"Saya sudah memerintahkan kepada Dankoops Korem 181 untuk melakukan pengejaran," kata dia.

Baca juga: Terlibat 12 Kasus Kejahatan, Ini Sosok Senat Soll, Pecatan TNI yang Jadi Tokoh KKB

Sementara itu, Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengeklaim, kejadian yang menewaskan empat anggota TNI tersebut dilakukan oleh pihaknya.

"Panglima kodap IV Sorong Raya Brigjen Deny Mos dan pasukannya bertanggung jawab aksi penyerangan ini dan Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM di bawah pimpinan Jenderal Goliath Tabuni bertanggung jawab secara komando," kata Sebby melalui keterangan tertulis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com