Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Janji Ciptakan Sektor Pertanian yang Menguntungkan

Kompas.com - 06/08/2021, 12:02 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berjanji untuk menciptakan iklim sektor pertanian yang menguntungkan. Ia mengatakan, petani harus jadi profesi yang menjanjikan dan menyejahterakan.

"Pemerintah akan berusaha terus untuk membuat sektor pertanian sebagai sektor yang menguntungkan," kata Jokowi dalam acara pembukaan dan pelatihan petani dan penyuluh yang ditayangkan YouTube BPPSDMP Kementan RI, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Turun 0,11 Persen pada Juli 2021

Jokowi mengungkapkan, sektor pertanian tumbuh positif sebesar 1,75 persen pada 2020, sementara sektor lainnya negatif.

Kemudian pada triwulan pertama 2021, sektor pertanian tumbuh positif sebesar 2,95 persen.

Momentum ini, kata Jokowi, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kemandirian pangan dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat secara signifikan.

Oleh karena itu, Jokowi ingin profesionalisme dan daya saing petani terus ditingkatkan.

Ia tidak ingin petani dan kelompok tani hanya bergerak di hulu atau on-farm saja, tetapi juga di hilir.

"Harus mulai masuk ke tahap hilirnya, tahap pengolahan pascapanennya, sampai ke packaging dan tradingnya. Karena justru di sisi inilah keuntungan terbesar akan diperoleh," ujar Jokowi.

Baca juga: Protes Kartini Kendeng dan Keberpihakan Pemerintah kepada Para Pemodal

Presiden mengingatkan bahwa persaingan antarproduk pertanian saat ini sudah lintas negara. Untuk itu, petani Indonesia harus kompetitif, baik dalam ketrampilan teknis, pemanfaatan teknologi, serta model bisnis dan manajemennya.

Jokowi pun mengajak generasi muda lebih berminat menjadi petani. Sebab, dari total petani Indonesia, sebanyak 71 persen berusia 45 tahun ke atas.

"Sedangkan yang di bawah 45 tahun sebanyak 29 persen," tuturnya.

Jokowi mengapresiasi inisiatif Kementerian Pertanian yang melakukan pelatihan wirausaha pertanian bagi petani milenial serta membantu permodalan melalui permodalan kredit usaha rakyat (KUR).

Ia ingin jajaran Kementan juga melakukan pelatihan budidaya pascapanen, pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran.

Kepada para penyuluh pertanian, Jokowi berpesan agar selalu menjadi mata dan telinga yang menghubungkan petani dengan pemerintah, juga sebaliknya.

"Belajarlah terus bersama-sama petani. Dengan koneksi internet yang tersedia, saudara jangan menunggu diklat untuk belajar, saudara harus aktif belajar sendiri bersama masyarakat," kata dia.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Petani Kendeng Ini Menangis Tuntutannya Tak Dipenuhi

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juli 2021 turun menjadi 103,48 dari 103,59 bulan lalu.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, NTP turun 0,11 persen karena kenaikan indeks yang diterima petani lebih kecil dibanding indeks yang dibayar petani.

Tercatat indeks yang diterima petani hanya 0,03 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mencapai 0,14 persen.

"Dilihat dari komoditas, komoditas dominan yang memengaruhi adalah sapi potong, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, bawang daun, tomat, jagung, kol, kubis kambing wortel," ujar Margo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com