Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capai Target Vaksinasi, Anggota Komisi IX Dorong Percepatan Vaksin Merah Putih

Kompas.com - 05/08/2021, 13:29 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mendorong percepatan pengembangan vaksin Merah Putih untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengatasi persoalan stok vaksin yang terbatas dari luar negeri melalui beberapa skema pengadaan.

"Di tengah keterbatasan stok vaksin, harus terus kita dorong vaksin Merah Putih sebab tidak hanya berkaitan dengan kesehatan tapi juga kedaulatan, bahkan juga soal ekonomi, geopolitik dan sebagainya," kata Kurniasih dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Vaksin Merah Putih Akan Diuji Praklinis pada 8 Ekor Monyet

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan, pemerintah harus memperhatikan kebutuhan vaksinasi nasional, karena masyarakat antusias untuk mendapatkan vaksin.

Sementara, jumlah vaksin yang ada sekarang jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan. Mengutip WHO, ia menyebutkan soal ketimpangan akses terhadap vaksin antara di Jawa dan luar Jawa.

Kurniasih mengatakan, kebutuhan akan vaksin Merah Putih juga dapat meningkat seiring munculnya laporan yang menyebut efikasi vaksin akan menurun setelah jangka waktu tertentu.

"Selain itu guna mencegah masyarakat mencari alternatif di luar yang belum tentu ada dalam pengawasan BPOM," ujar dia.

Baca juga: Bio Farma Targetkan Produksi Vaksin Merah Putih Dimulai pada April 2022

Kurniasih berharap vaksin Merah Putih dapat membantu tercapainya target vaksinasi nasional sehingga dapat segera menciptakan kekebalan komunal atau herd immunity.

Saat ini, pemerintah menargetkan meningkatkan target minimal penerima vaksinasi Covid-19 menjadi 208 juta orang. Target ini bertambah setelah sasaran vaksinasi diperluas pada usia remaja 12-17 tahun.

"Sejak awal kami di DPR mendukung penuh penelitian vaksin Merah Putih dan menegaskan dukungan apa pun bisa kita dorong terpenuhi," kata Kurniasih.

Dikutip dari Kompas.id, pembuatan vaksin Merah Putih oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman-PT Biofarma saat ini memasuki fase transisi riset dan pengembangan dari skala laboratorium ke skala industri.

Menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, Rabu (4/8/2021), uji klinis fase pertama kandidat vaksin bisa dimulai akhir 2021 atau paling lambat pada awal 2022.

”Vaksin ini kami harapkan nantinya bisa menjadi booster (penguat), selain memenuhi kebutuhan vaksinasi pertama yang masih tinggi,” ujarnya.

Baca juga: Saran untuk Vaksin Merah Putih dari Indra Rudiansyah, Peneliti Muda di Balik Vaksin AstraZeneca

Peneliti vaksin Lembaga Eijkman, Tedjo Sasmono, mengatakan, vaksin Merah Putih juga disiapkan untuk menghadapi berbagai varian baru SARS-CoV-2.

Tedjo mengatakan, kebutuhan vaksin di masa depan masih akan sangat tinggi, termasuk untuk penguat karena adanya penurunan antibodi.

Menurut Tedjo, vaksin Merah Putih menggunakan platform protein rekombinan yang prosesnya lebih rumit dibandingkan dengan vaksin konvensional, seperti Sinovac yang berbasis virus yang dilemahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com