Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Penasihat IDI Usul Dokter Puskesmas Ditetapkan Jadi Manajer Kesehatan Wilayah

Kompas.com - 18/07/2021, 15:10 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Spesialis Paru sekaligus Dewan Penasehat Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Menaldi Rasmin mengusulkan agar dokter puskesmas di setiap daerah ditetapkan menjadi manajer kesehatan wilayah.

Oleh karena itu, dia meminta IDI agar para dokter di puskesmas dibebaskan dari kewajiban tugas merawat inap pasien Covid-19 maupun pasien lainnya.

"Dokter di puskesmas saya minta untuk diwacanakan agar diangkat, ditetapkan menjadi manajer kesehatan wilayah yang mengatur, mengedukasi kesehatan, dan bertanggungjawab atas vaksinasi," kata Menaldi di acara Update Kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Risiko mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan, Minggu (18/7/2021).

Baca juga: IDI Sebut Dokter Umum Paling Banyak Gugur akibat Covid-19

Menurut Menaldi, harus ada dokter di suatu wilayah yang bertugas mengendalikan penyakit dan menjaga masyarakat wilayah tersebut.

Dengan menetapkan dokter tersebut menjadi manajer, resikonya tertular akan lebih sedikit.

"Tapi kalau dokternya jadi pelaku langsung, berhadapan langsung dengan penyakit, maka dokternya berhadapan dengan risiko ikut sakit," kata dia.

Selain itu, Menaldi juga mengusulkan agar dokter-dokter yang bertugas di rumah sakit lapangan seperti di kawasan berikat atau industri untuk tetap bekerja di wilayah itu saja.

Mereka tidak perlu bekerja di daerah atau rumah sakit lain sehingga pekerjaannya harus dibatasi.

Baca juga: IDI: Angka Kematian Dokter akibat Covid-19 Paling Tinggi di Jawa Timur

Hal tersebut menyusul varian baru Covid-19 yang sangat beragam dan tergantung etnis manusia, dan faktor lainnya.

"Artinya dokter kita berhadapan dengan berbagai varian itu, maka mereka harus ditempatkan di tempat strategis yang tidak terlampau variatif varian virusnya. Kalau berhadapan dengan delta, delta saja," kata dia.

Menurut Menaldi, dengan demikian, maka dokter tersebut tidak perlu menjadi korban Covid-19 karena masih dibutuhkan untuk membantu masyarakat sekitar.

"Kalau tidak ada dokter, masyarakat ke rumah sakit semua, dokter di rumah sakit ikut tumbang juga," kata Menaldi.

Akibat Covid-19, data IDI per 17 Juli 2021 menunjukkan terdapat 545 total dokter yang meninggal dunia.

Bahkan dalam dua minggu pada bulan Juli saja, terdapat 108 orang dokter yang gugur akibat Covid-19.

Baca juga: IDI: 545 Dokter Gugur akibat Covid-19, Faskes Berpotensi Kolaps

Padahal, kata dia, setiap jiwa dokter yang meninggal berarti negara kehilangan satu aset utama dalam sistem ketahanan kesehatan nasional.

"Karena beban pekerjaan ini sudah terlampau berat ditanggung dokter. Terlampau banyak orang yang datang ke rumah sakit dan sudah dalam keadaan berat," ujar dia.

Oleh karena itu, Menaldi pun meminta masyarakat untuk melakukan pencegahan Covid-19 dengan menjaga kesehatan diri melalui gaya hidup sehat dan disiplin protokol kesehatan serta vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com