Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Pandemi Covid-19 Gelombang Kedua, Pemerintah Diminta Siapkan Skenario Terburuk

Kompas.com - 30/04/2021, 11:19 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar sosiologi bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir meminta masyarakat dan pemerintah tak terlampau optimistis dengan kondisi Covid-19 di Tanah Air.

Sebaliknya, ia menyarankan supaya pemerintah menyiapkan skenario terburuk terkait hal ini, seandainya terjadi pandemi gelombang kedua.

"Saran saya sebenarnya kita jangan terlalu optimis dengan apa yang terjadi sekarang, tetapi harus mempersiapkan worst (case) scenario," kata Sulfikar dalam acara Rosi yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (29/4/2021) malam.

"Gelombang kedua itu pasti terjadi, sekarang bagaimana caranya supaya pemerintah mempersiapkan diri untuk memasuki gelombang kedua," tuturnya.

Baca juga: Angka Kematian Pasien Covid-19 Stagnan, Satgas Perintahkan Upaya Penurunan

Sulfikar mengingatkan bahwa saat ini pandemi gelombang kedua tengah terjadi di India. Kasus Covid-19 di Negeri Anak Benua itu melonjak tajam setelah sebelumnya mengalami penurunan.

Berkaca dari kasus tersebut, pemerintah diminta melakukan langkah antisipatif.

Supaya, seandainya terjadi pandemi Covid-19 gelombang kedua di Indonesia, lonjakan kasusnya tak separah seperti di India.

"Yang kita hindari adalah bagaimana supaya gelombang kedua itu tidak seekstrem di India, jadi harus ada persiapan yang matang," ujar Sulfikar.

Baca juga: Cerita WNI soal Situasi Mencekam di India, Lockdown, hingga Krisis Oksigen

Sulfikar menyebut, pembatasan mobilitas masyarakat saja tidak cukup.

Hal ini harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan sekaligus penguatan perlindungan terhadap tenaga kesehatan.

Vaksinasi Covid-19 juga harus terus dikebut. Sulfikar mendorong agar pengembangan vaksin dalam negeri terus dilakukan supaya Indonesia tak mengalami kekurangan stok vaksin.

"Saya tidak yakin Indonesia mampu mencapai herd immunity tahun ini karena jumlah pasokan vaksin kita terbatas," ucapnya.

Baca juga: Cerita Jokowi Telepon Menteri Kesehatan India, Tanya soal Strategi Micro Lockdown

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com