JAKARTA, KOMPAS.com - India tengah menghadapi gelombang kedua kasus Covid-19 terbesar.
Dalam kurun waktu 24 jam, kasus Covid-19 di India bisa mencapai lebih dari 300.000 kasus.
Mohd Agoes Aufiya, warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi mahasiswa S3 Jawaharlal Nehru University, New Delhi menceritakan kondisi mencekam di New Delhi, ibu kota India yang menjadi zona merah Covid-19.
Baca juga: Protokoler Bantu WN India Lolos Karantina, Bandara Soekarno-Hatta: Bukan Karyawan AP II
Agoes mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus di New Delhi adalah mutasi kedua virus corona atau B.1.617 yang dianggap lebih cepat menular.
"Ya tentu saja ini begitu mencekam, salah satu faktor yang menjadi poin penting mengapa kasus ini meningkat drastis adalah terkait double mutan atau mutasi kedua, yang bagi para ahli di India disebut dengan B.1.617 ini lebih cepat menyebar," kata Agoes dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (29/4/2021).
Tak hanya itu, Agoes mengatakan, faktor lain yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di India yakni masyarakat terlalu euforia karena cakupan vaksinasi di negara tersebut sudah mencapai 51 persen.
Mayoritas masyarakat mulai melonggarkan penerapan protokol kesehatan seperti menggelar acara pernikahan, ritual Kumbh Mela di sungai Gangga, dan kampanye politik.
"Ada ratusan jutaan orang mandi di sungai Gangga, dan saya pikir ada rasa merasa menang ketika gelombang satu sudah selesai," ujar dia.
Baca juga: Update Covid-19: AS Minta Warganya Segera Keluar dari India
Menurut Agoes, akibat dari kelalaian masyarakat tersebut, penularan Covid-19 semakin cepat dan berdampak pada penuhnya kapasitas rumah sakit dan krisis oksigen.
Hingga saat ini, kata Agoes, Pemerintah Kota New Delhi menerapkan lockdown hingga 3 Mei karena kota tersebut dianggap sebagai episentrum.
"Kita semua di New Delhi sekarang lockdown sampai 3 Mei dan memang kita sekarang adalah episentrum," ucap dia.
Agoes mengaku hanya berani keluar rumah apabila ingin membeli kebutuhan mendesak dan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Bantuan AS ke India Tiba, Memasok Kebutuhan Tes Covid-19 dan Masker
Ia juga mengatakan, WNI di India belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Namun, Pemerintah India sudah merencanakan pelayanan vaksinasi secara gratis dalam waktu dekat.
"Saya belum divaksin, kita akan mulai vaksin kurang lebih 2 hari lagi dan pemerintah New Delhi sudah menyatakan akan gratis," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.