Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Pemerintah Harus Benahi Mekanisme Tindak Lanjut Pengaduan Bansos

Kompas.com - 26/04/2021, 17:50 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia Corruption Watch (ICW) mendorong pemerintah untuk membenahi mekanisme dari kanal aduan masyarakat terkait bantuan sosial (bansos).

Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Almas Sjafrina, saat ini sudah banyak platform pengaduan bansos.

Platform itu mulai dari Jaga Bansos KPK, Lapor.go.id, call center Kementerian Sosial, Ombudsman, hingga Dinas Sosial Pemerontah daerah juga memiliki kanal pengaduan terkait bansos.

"Negara, pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu membenahi mekanisme penerimaan dan tindak lanjut atau follow up dari kanal-kanal pengaduan warga," kata Almas dalam diskusi “Menyoal Regulasi Pemulihan Korban Tindak Pidana Korupsi", Senin (26/4/2021).

Baca juga: ICW: Pertanyaan yang Harus Dijawab KPK, dari Mana Azis Tahu Penyelidikan di Tanjungbalai?

Almas mengatakan, masyarakat perlu mendapatkan informasi tekait status laporannya ke kanal pengaduan terkait bansos.

Sebab, menurut dia, masyarakat yang menjadi pelapor sering tidak mendapatkan informasi lebih lanjut terhadap pengaduan yang telah dilaporkannya ke platform pengaduan bansos.

"Tapi sayangnya semacam hanya menginformasikan laporan warga ini kepada pemerintah daerah, kepada inspektorat di daerah," ucap Almas.

"Dan ketika inspektorat daerah melakukan pengecekan di lapangan, itu sebatas melakukan konfirmasi kepada terlapor tanpa melibatkan warga yang menjadi korban bansos itu sendiri," tuturnya.

Baca juga: Sebut Bansos Sembako Lebih Rentan Korupsi, ICW Tekankan Transparansi

Lebih lanjut, Almas berharap warga yang memberikan laporan terkait pengaduan bansos juga turut dilibatkan dalam mekanisme pengaduan bansos.

Almas sangat menyayangkan kanal pengaduan pelayanan publik terkait bansos dari pemerintah yang tidak melibatkan pelapor.

Padahal, menurut Almas, pemerintah telah mengeluarkan anggaran dan sumber daya manusia (SDM) yang besar untuk membuat platform pengaduan bansos.

"Pemerintah sudah punya kanal pelaporan yang kita tahu anggarannya juga luar biasa besar begitu ya, SDM-nya juga banyak tapi itu tidak maksimal untuk menangani aduan warga,” tuturnya.

Baca juga: Sidang Juliari, Jaksa Ungkap Penggunaan Uang Korupsi Bansos: Bayar Artis Cita Citata, Swab Test hingga Sapi Kurban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com