Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Juliari-Edhy Disebut Tak Pengaruhi Elektabilitas PDI-P dan Gerindra, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 22/02/2021, 18:13 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, PDI Perjuangan, Partai Gerindra dan Golkar memiliki elektabilitas yang tinggi apabila pemilu legislatif digelar saat ini.

Berdasarkan survei dengan simulasi top of mind partai politik, PDI-P menjadi partai yang paling banyak disebut, yakni 20,1 persen responden. Disusul Partai Gerindra (11 persen) dan Golkar (8,3 persen).

"Top of mind ini sebetulnya agak mirip urutannya, terutama yang papan atasnya, dengan pemilu 2019. Pertama itu masih PDI-P 20,1 (persen), kemudian Gerindra sekitar 11 persen, lalu Golkar, berikutnya PKS PKB rebutan tempat keempat," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, dalam rilis survei, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Survei LSI: Kinerja Prabowo Paling Memuaskan Publik

Hasil survei dengan simulasi semi terbuka juga menunjukkan hasil serupa. PDI-P unggul dengan elektabilitas sebesar 24,5 persen, Gerindra (12,6 persen), Golkar (10,0 persen).

Djayadi menuturkan, kasus korupsi yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara serta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tidak berpengaruh banyak terhadap elektabilitas PDI-P dan Gerindra.

Meskipun Juliari dan Edhy merupakan kader dua partai tersebut. Menurut Djayadi, kasus korupsi tersebut hanya isu sesaat yang tidak begitu memengaruhi elektabilitas partai.

Ia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus itu menjadi isu sesaat, yakni dampak kasus tersebut pada persepsi masyarakat serta asosiasi antara kasus dengan partai politik.

"Dalam dua kasus korupsi kemarin, itu asosiasi partai dengan kader yang melakukan korupsi itu begitu cepat diputus, sehingga dengan cepat ada upaya untuk membangun persepsi bahwa bukan partainya yang salah, tetapi kadernya yang salah," kata Djayadi.

Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Ganjar-Anies Beda Tipis

Djayadi berpandangan, masyarakat memiliki persepsi bahwa kasus Juliari dan Edhy bukanlah korupsi yang dilakukan oleh partai.

"Seandainya yang melakukan, aktor utama, misalnya ketua umumnya, mungkin akan berpengaruh lebih besar," ujar dia.

Di sisi lain, survei LSI digelar pada Januari 2021. Sementara kasus Juliari dan Edhy ramai menjadi perbincangan pada November dan Desember 2020, sehingga isu itu tidak lagi menjadi perhatian utama masyarakat.

Djayadi menambahkan faktor lain yang membuat elektabilitas PDI-P tetap tinggi, salah satunya kinerja Presiden Joko Widodo yang dianggap memuaskan.

Survei LSI dilakukan terhadap 1.200 orang responden dengan metode wawancara lapangan pada 25-31 Januari 2021.

Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Survei LSI: Mayoritas Responden Tidak Puas Atas Kinerja KPK

Berikut hasil survei LSI terkait elektabilitas partai politik dengan simulasi semi terbuka:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com