Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Penambahan Tempat Tidur di RS Bukan Solusi untuk Atasi Lonjakan Kasus Covid-19

Kompas.com - 01/02/2021, 12:35 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto mengatakan, penambahan tempat tidur di rumah sakit (RS) tidak dapat menjadi solusi dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

Menurut Slamet, pihak RS juga harus mempertimbangkan kondisi pasien dengan penyakit lain. Jika jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 ditambah, maka pasien lain justru tidak akan tertangani karena kapasitas RS penuh.

"Rumah sakit sudah enggak mungkin. Sudah overload. Kalau mau memperbanyak bed kasihan pasien yang non-covid enggak dapat tempat nanti," kata Slamet, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/2/2021).

Baca juga: Fasilitas Kesehatan Terancam Kolaps, Satgas Singgung soal Disiplin Protokol Kesehatan

Slamet menuturkan, RS telah melakukan upaya optimal untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19. Ia juga menyebut rumah sakit di wilayah Jabodetabek sudah penuh.

"Tinggal sekarang harus mengurangi beban rumah sakit," kata Slamet.

Oleh sebab itu, Slamet merekomendasikan pada pemerintah untuk melibatkan dokter umum dalam penanganan kasus Covid-19.

Dengan demikian, beban rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19 bisa berkurang.

"kemarin kita sudah mengusulkan bagi (pasien dengan gejala ringan) untuk (dirawat) di rumah saja dipantau oleh dokter-dokter umum," ucap Slamet.

Baca juga: IDI: Kalau Penularan Covid-19 Tak Terkontrol, Sistem Kesehatan Bisa Kolaps

Slamet menyarankan peran dokter umum dapat dilakukan lewat klinik pratama dan juga tempat praktik mandiri.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi pendapat ahli yang memperkirakan fasilitas kesehatan di Jawa dan Bali kolaps, jika kasus Covid-19 terus bertambah.

Menurut Wiku, pemerintah telah mengantisipasi kemungkinan tersebut.

"Seperti menambah fasilitas tempat tidur di RS daerah, menambah jumlah tenaga kesehatan maupun mengefektifkan distribusi tenaga kesehatan lewat sistem penanggulangan gawat darurat terpadu," ujar Wiku, dikutip dari tayangan kanal YouTube BNPB, Jumat (29/1/2021).

Baca juga: Agar Tenaga Kesehatan Tidak Kolaps, Turunkan Jumlah Kasus Covid-19

Selain itu, lanjut Wiku, pemerintah sedang menyiapkan aplikasi sistem informasi rawat inap RS rujukan Covid-19 untuk ICU dan ruang isolasi yang dapat diakses oleh masyarakat.

Namun, Wiku menekankan bahwa protokol kesehatan merupakan sarana pencegahan yang utama. Menurutnya, satgas selalu mengingatkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan.

"Apabila penularan terus terjadi, berapa pun banyaknya penambahan tempat tidur, tetap tidak akan cukup untuk mengatasi pandemi," tutur Wiku.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com