Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Berhasil Tangani Pandemi adalah Kunci Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 19/12/2020, 12:57 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono berpendapat, penanganan pandemi Covid-19 yang berhasil merupakan kunci pemulihan ekonomi.

Sehingga, menurutnya, vaksin hanya salah satu cara dari penanganan pandemi, bukan merupakan kunci atau senjata pamungkas dari pemulihan ekonomi.

"Padahal yang betul adalah penanganan pandemi yang berhasil itu kunci untuk boom, pemulihan ekonomi. Jadi kuncinya di sana," kata Pandu dalam diskusi virtual, Sabtu (19/12/2020).

Menurut dia, banyak negara-negara yang sudah pulih ekonominya tanpa vaksin. Hal tersebut karena negara-negara itu juga sudah berhasil menangani pandemi Covid-19.

Baca juga: Mendagri Minta Kepala Daerah Bikin Aturan terkait Kerumunan di Masa Pandemi Covid-19

Oleh karenanya, katanya, yang harus dilakukan saat ini adalah mengendalikan pandemi dengan semua cara.

"Australia sudah ekonominya pulih kembali. Jadi banyak negara-negara yang sudah berhasil menekan penularan dan ekonominya bisa pulih kembali," ujarnya.

Pandu mengambil contoh Wuhan yang diketahui sebagai daerah yang pertama kali ditemukan pandemi pada Desember 2019, justru saat ini sudah kembali pada kehidupan normal, tanpa pandemi.

Wuhan, kata dia, mampu berhasil menangani pandemi dan memulihkan ekonomi tanpa vaksin.

"Jadi janganlah dikaitkan bahwa vaksin itu satu-satunya cara mengatasi pandemi. Nah, kuncinya di sana. Jadi kita semua termakan oleh pendapat atau anggapan atau karena kegagalan kita menangani pandemi sehingga kita semua bersandar ekonomi kita terhadap adanya vaksin," jelas dia.

Baca juga: INFOGRAFIK: Panduan Ibadah Natal pada Masa Pandemi Covid-19

Padahal, lanjutnya, butuh waktu agar vaksin itu sendiri mampu mengendalikan pandemi.

Ia menerangkan, ada berbagai tahapan yang harus dilalui vaksin hingga sampai ke tangan masyarakat (vaksinasi).

Lebih jauh, ia juga berpendapat bahwa vaksinasi bukanlah proses yang mudah dilakukan.

Di bidang wabah, Pandu juga menjelaskan bahwa vaksin hanya bagian kecil atau termasuk dalam pencegahan sekunder.

"Sementara pencegahan primernya dalam mengatasi pandemi ya tetap lakukan testing, pelacakan kasus, dan kemudian penduduk mempunyai perilaku mengurangi potensi penularan yaitu 3M," imbuhnya.

Baca juga: Lakukan Survei soal Vaksin, Populi Center: Mayoritas yang Menolak karena Risiko Kesehatan

Seperti diketahui bersama, vaksin Covid-19 asal China yaitu Sinovac sudah tiba di Tanah Air sejak Minggu (6/12/2020).

Vaksin Sinovac tiba dengan 1,2 juta dosis. Kehadirannya diharapkan sejumlah pihak untuk mengatasi pandemi.

Adapun Indonesia telah bekerja sama dengan Sinovac untuk melakukan uji klinis tahap ketiga di Bandung Jawa Barat.

Kerja sama tersebut melibatkan tim dari Universitas Padjadjaran dan PT Bio Farma.

Selain dengan Sinovac, Indonesia juga menjalin komitmen pengadaan vaksin dengan perusahaan biofarmasi lainnya, yakni Sinopharm yang bekerja sama dengan G42 di Uni Emirat Arab, CanSino, dan AstraZeneca.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com