Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Gibran Pilihan Rakyat, Suara Tak Mungkin Tinggi jika Jelek

Kompas.com - 11/12/2020, 18:11 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto begitu yakin bahwa calon wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka meraih kemenangan penuh pada Pilkada 2020 berdasarkan hasil hitung cepat sementara.

Bambang mengatakan, putra Presiden Joko Widodo itu terbukti menjadi pilihan masyarakat Solo. Menurut dia, hal itu sekaligus menepis isu dinasti politik yang kerap dikaitkan kepada Gibran.

"Kalau pilkada seperti Mas Gibran ini kan pilihan rakyat. Kalau dia jelek, pasti tidak bakal dipilih," kata Bambang dalam keterangan pers, Jumat (11/12/2020).

Baca juga: Real Count KPU Pilkada Solo Data 51,43 Persen: Gibran-Teguh 86,4 Persen dan Bagyo-Supardjo 13,6 Persen

Menurut penghitungan sementara Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI-P, Gibran dan Teguh Prakosa meraih 86,7 persen suara. Angka ini jauh mengungguli pasangan calon Bagyo Wahyono dan FX Suparjo.

Tingkat partisipasi masyarakat yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) juga diklaim mencapai 70,71 persen.

Sementara itu, rilis real count KPU Solo hingga pukul 09.22 WIB dengan suara masuk 51,43 persen, pasangan Gibran-Teguh meraih 114.101 suara atau 86,4 persen.

Adapun pasangan nomor urut 02 Bagyo Wahyono dan FX Supardjo memperoleh 17.984 suara atau 13,6 persen.

"Artinya, tingkat legitimasinya tinggi. Jadi Mas Gibran terpilih secara legitimate," ujar Bambang.

Selain di Solo, Bambang mengatakan, kader PDI-P juga meraih kemenangan di 16 daerah lain di Jawa tengah.

Menurut dia, perolehan kemenangan kader PDI-P di 17 dari 21 daerah di Jawa Tengah itu melebihi target partai, yaitu 15 daerah.

"Mengukuhkan Jawa Tengah sebagai kandang banteng yang tak tercerabut dari akarnya," kata Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah itu.

Di DI Yogyakarta, Bambang mengatakan, kader PDI-P juga menang di dua dari tiga daerah yang menyelenggarakan Pilkada. Kedua daerah itu adalah Sleman dan Bantul.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, kemenangan para kader PDI-P pada Pilkada Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah sebuah tanggung jawab besar untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, dan menyejahterakan rakyat.

Hasto menyebutkan, Presiden Joko Widodo yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo sebagai contoh pemimpin daerah yang baik.

"Kepemimpinan yang baik akan menghasilkan legitimasi yang kuat di mata rakyat sehingga pada Pilkada 2010, Pak Jokowi terpilih dengan raihan 90 persen," kata Hasto.

Baca juga: Kerja Keras Kader PDI-P Militan di Balik Unggulnya Gibran-Teguh

Hasto pun mengingatkan para kader PDI-P untuk menjadi pemimpin yang dapat menyatu dengan kekuatan rakyat.

Menurut dia, hal tersebut juga merupakan pesan yang selalu disampaikan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Apa pun isu negatif yang disampaikan seperti isu dinasti politik, Ibu Mega selalu menyerukan bahwa kekuatan utama kita adalah mengorganisir rakyat. Mendekatlah ke rakyat," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com