Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bareskrim Bekuk Peracik Jamu yang Dicampur Bahan Kimia

Kompas.com - 16/11/2020, 14:55 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bareskrim Polri menangkap tersangka YS yang diduga meracik jamu tradisional dengan bahan kimia kemudian mengedarkannya tanpa izin.

Tersangka YS ditangkap penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri di Klaten, Jawa Tengah pada 20 Oktober 2020.

“Campurannya bahan kimia obat namun hanya berbentuk tepung maizena,” kata Kasubdit 1 Dittipidter Bareskrim Polri Kombes Pipit Rismanto di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2020).

“Kemudian ada jamu-jamu yang harusnya diproduksi secara tradisional, campurannya tradisional, ini malah diberikan obat-obat kimia,” kata dia.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, Masyarakat Kembali Hidupkan Jamu Tradisional

Menurut polisi, YS pernah menempuh pendidikan sebagai asisten apoteker. Tersangka YS juga memiliki apotek. 

Setelah diproduksi, obat maupun jamu hasil racikan YS didistribusikan ke daerah di sekitar Klaten.

“Peredarannya di lingkungan sekitar Klaten dan Solo, ada beberapa yang dikirim ke daerah lain,” kata Pipit.

Menurut keterangan tersangka yang diperoleh kepolisian, YS telah beroperasi sejak tahun 2018.

YS, menurut polisi, telah mengantongi omzet sebesar Rp 100 juta-150 juta.

Baca juga: Ada Demo di Jakarta, Agenda Jokowi Jamu PM Jepang di Istana Bogor

Akibat aksinya, YS dijerat Pasal 197 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun atau Pasal 8 Ayat 1 huruf a jo Pasal 62 Ayat 1 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun.

Polisi pun telah menyita barang bukti seperti belasan ribu sachet jamu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat obat, serta peralatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com