Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wury Ma'ruf Amin Minta Masyarakat Kerja Sama dengan Pemerintah Cegah Pneumonia Pada Anak Indonesia

Kompas.com - 12/11/2020, 15:13 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Wury Estu Handayani, meminta kerja sama masyarakat dengan pemerintah untuk mencegah pneumonia pada anak-anak Indonesia.

Pasalnya, kata dia, saat ini pneumonia masih menjadi ancaman bagi anak Indonesia dan menjadi salah satu penyebab utama kematian balita.

"Pneumonia masih jadi salah satu penyebab utama kematian pada balita dan sesungguhnya dapat dicegah dan diobati," ujar Wury dalam peringatan Hari Pneumonia Dunia secara virtual, Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Kenali Gejala Pneumonia, Penyebab Kematian Kedua pada Balita di Indonesia

"Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama agar anak-anak Indonesia terbebas dari pneumonia," lanjut Wury.

Ia mengatakan, anak-anak Indonesia memiliki hak kelangsungan hidup dan tumbuh kembang yang optimal.

Apalagi saat ini kondisinya sedang pandemi Covid-19 ditambah fenomena stunting.

Dalam mencegah pneumonia pada anak, kata dia, orangtua harus memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, makanan pendamping ASI (MPASI) berkualitas, dan melanjutkan menyusui minimal selama dua tahun.

Baca juga: Indonesia Peringkat Ketujuh Kematian Balita akibat Pneumonia di Dunia, Apa Sebabnya?

Kemudian menuntaskan imunisasi, mengobati ke fasilitas kesehatan jika anak sakit, serta memastikan kecukupan gizi anak, hidup bersih sehat, dan pantau tumbuh kembang anak.

"Saya apresiasi dan berterima kasih pada ayah dan bunda yang berhasil menyelamatkan anaknya dari pneumonia," kata dia.

"Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh tenaga kesehatan dan kader yang telah dan masih kerja keras memberikan layanan kesehatan dan gizi kepada masyarakat di masa pandemi demi tercapainya cegah stunting dan selamatkan anak Indonesia dari berbagai penyakit, termasuk pneumonia," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com