Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Jemaah Umrah Diimbau Isolasi Mandiri Sebelum Swab Test

Kompas.com - 11/11/2020, 18:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon jemaah umrah diimbau untuk melakukan isolasi mandiri selama 7 hingga 10 hari sebelum tes usap atau swab test Covid-19.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Bungsu Sumawijaya mengatakan, isolasi mandiri perlu dilakukan agar saat swab test di Indonesia maupun di Arab Saudi, hasilnya tidak positif.

"Insya Allah negatif terus. Jangan sampai swab test awal negatif, lalu dua tiga hari kemudian ketika dites lagi menjadi positif, karena masih belum terdeteksi. Tapi kalau dia sudah melakukan isolasi mandiri jauh hari sebelumnya, 10 hari, Insya Allah lebih aman," kata Bungsu dalam diskusi virtual Perkembangan Terkini: Umrah Aman Saat Pandemi, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: UPDATE 11 November: 13 Jemaah Umrah Asal Indonesia Positif Covid-19

Selain itu, ia mengingatkan agar calon jemaah membawa suplemen yang diperbolehkan, yaitu dalam bentuk tablet.

Bungsu juga mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan bagi calon jemaah gelombang berikutnya mulai dari kapasitas bus hingga biaya umrah.

"Kapasitas bus kita tahu sekarang hanya 50 persen, kemudian untuk kamar hotel sekarang hanya maksimal 2 orang. Dan sampai saat ini hotel yang boleh digunakan hanya hotel bintang lima yang jaraknya di depan," tutur dia.

Baca juga: Jemaah Umrah di Masa Pandemi: Kita Harus Siapkan Mental...

Bungsu mengingatkan calon jemaah agar menyiapkan biaya karena ada aturan yang mengharuskan jemaah menginap di hotel bintang lima pada masa pandemi.

Selain itu, ada biaya tambahan lain yang harus disiapkan calon jemaah seperti biaya swab test, dan biaya karantina di hotel ketika pulang ke Indonesia.

Namun, ia berharap jemaah umrah gelombang pertama yang selesai ibadah dan tiba di Indonesia tidak perlu menjalani karantina.

Sebab, jika harus menjalani karantina, maka jemaah harus mengeluarkan biaya tambahan.

"Kami dengar mereka (gelombang pertama) akan lakukan swab test sebelum pulang. Jadi begitu pulang sampai di Indonesia mereka bisa menunjukkan swab test negatifnya ke bandara Cengkareng. Jadi mereka tidak perlu dikarantina lagi. Karena kalau karantina lagi, menginap di hotel, otomatis menimbulkan biaya ekstra lagi," ujar dia.

Baca juga: Cerita Jemaah Umrah di Masa Pandemi: Dulu Tawaf Bisa Dekati Kabah, Sekarang Tidak..

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, jemaah umrah yang tiba di Indonesia akan dikarantina di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.

Menurut dia, hal ini dilakukan untuk memastikan kesehatan jemaah terkait Covid-19.

"Apabila tes menunjukkan hasil tes yang positif (Covid-19), maka jemaah akan dirujuk ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Bagi jemaah umrah dengan hasil tesnya yang negatif Covid-19, maka wajib menjalani isolasi di fasilitas kesehatan yang ditentukan pemerintah," ujar Wiku saat menjawab pertanyaan media dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (10/11/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com