Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Adanya Jeda Tes Sebabkan Penanganan Covid-19 Belum Berhasil

Kompas.com - 28/10/2020, 14:27 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, ada keterlambatan identifikasi kasus positif Covid-19 di Indonesia yang menyebabkan penanganan menjadi tidak maksimal.

Hal ini karena ada jeda tes Covid-19 yang menyebabkan data kasus-kasus positif belum dapat disampaikan secara real time.

"Jadi seluruh Indonesia itu ada keterlambatan sejak gejala, ada jeda. Lalu mau diambil swab-nya itu baru diambil mungkin hari ketiga, mungkin hari keempat," ujar Pandu saat memberikan materi pada acara peluncuran Gerakan Sejuta Tes untuk Indonesia yang digelar secara daring, Rabu (28/10/2020).

"Dari (pengambilan) swab nanti diperiksa, karena kapasitas testing PCR kita masih terbatas, itu jedanya panjang lagi. Dari hasil laboratorium sampai laporan itu ada jeda lagi. Jadi ada tiga jeda," lanjut Pandu.

Baca juga: Hingga 27 Oktober, Pemerintah Telah Periksa 4.388.995 Spesimen Terkait Covid-19

Tak hanya itu, kapasitas tes swab antardaerah pun berbeda-beda.

Sehingga, meski ada satu daerah misalnya DKI Jakarta yang sudah mampu melakukan tes swab dalam jumlah besar, daerah lain belum tentu kondisinya serupa.

"Kita lihat juga jumlah kapasitas tes kita sudah tinggi tapi bervariasi. Pasti ada masalah di dalam testing dengan PCR," ungkap Pandu.

"Itu masalah testing sehingga kita di hari ini, sekarang ada 900 kasus, 500 kasus, berapa hari. Itu bukan kasus hari ini, itu kasus beberapa hari yang lalu karena kapasitas testing kita itu bervariasi," lanjut dia.

Dengan adanya jeda tes, kata Pandu, pelacakan atau tracing Covid-19 pun juga mengalami jeda.

Baca juga: Muncul 137 Kasus Baru Covid-19, China Langsung Tes 4,75 Juta Warga Xinjiang

Padahal, jeda tes bisa saja selama lima hari sampai sepekan baru ditetapkan hasilnya.

Pandu menyebut, kondisi seperti itu sudah terlambat dan tidak efektif.

"Yang namanya surveilans sebagai kunci dasar mengendalikan pandemi itu mengapa tidak optimal di Indonesia karena ada jeda tes. Lalu jeda antara tes dan pelacakan itu cukup panjang. Sehingga orang itu sudah menularkan ke banyak orang sebelum diisolasi," papar Pandu.

"Jadi diisolasi dua pekan sudah tidak bermanfaat lagi karena sebenarnya mereka sudah menularkan dengan jumlah yang cukup banyak. Jadi ini belum dibahas serius masalah keterlambatan ini," lanjut dia.

Pandu mengungkapkan, pihaknya telah melakukan advokasi soal jeda tes ini dengan pemerintah maupun pihak terkait.

Baca juga: Salatiga Tertinggi Tingkat Pengambilan Spesimen Covid-19 di Jateng

"Karena saya melakukan analisis, kenapa kok sampai sekarang kita masih belum berhasil," tambah Pandu.

Sementara itu, pemerintah terus melaporkan adanya penambahan kasus positif Covid-19 secara harian.

Pada Selasa (27/10/2020), kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 396.454.

Jumlah tersebut didapatkan setelah ada penambahan sebanyak 3.520 kasus dalam 24 jam terakhir.

Dari total jumlah tersebut, ada 60.694 kasus aktif atau 15,3 persen dari yang terkonfirmasi positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com