Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Apresiasi Masyarakat yang Naik Kelas dari Program Keluarga Harapan

Kompas.com - 30/09/2020, 18:17 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengapresiasi masyarakat yang dinilainya telah naik kelas sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) dalam Program Keluarga Harapan (PKH) di Pekalongan, Jawa Tengah.

Masyarakat yang naik kelas dari program bantuan sosial (bansos) tersebut dikarenakan mereka sukses mengembangkan usahanya sendiri dengan pendampingan pemerintah.

"Mereka kini sudah naik kelas karena adanya peningkatan kemampuan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengembangan usahanya sehingga bisa hidup mandiri," ujar Muhadjir dalam kunjungannya ke Pekalongan, Jawa Tengah, dikutip dari siaran pers, Rabu (30/9/2020).

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, Pemerintah Percepat Penyaluran Dana Bansos Program Keluarga Harapan

Muhadjir juga mengapresiasi peran Pemerintah Kota Pekalongan dalam upayanya mengentaskan kemiskinan.

Buktinya, menurut dia, banyak masyarakat KPM PKH yang telah memberi kesempatan kepada warga lain untuk mendapatkan bansos tersebut sehingga melakukan graduasi mandiri.

Di Pekalongan, kata dia, KPM PKH yang telah melakukan graduasi mandiri ada 300.

"Ini sesuatu yang luar biasa. Bisa dijadikan contoh bagaimana kolaborasi PKH dengan ditopang pemerintah daerah mampu menghasilkan sesuatu yang positif," kata dia.

Muhadjir pun berharap mereka yang telah berstatus graduasi mandiri dapat terus memberikan manfaat dan menginspirasi para KPM PKH lainnya.

Baca juga: Menko PMK Minta E-Warong Bantu Sosialisasikan Pentingnya Gizi Anak

Ia bahkan berharap mereka yang telah keluar dari KPM PKH mampu memberdayakan warga lainnya dan tidak kembali masuk ke dalam program tersebut.

Dalam kesempatan itu, Menko PMK juga memberikan bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk program pendidikan.

Antara lain, buku cerita anak sebanyak 2.000 buku jenjang SD dan SMP dan 750 buku jenjang PAUD.

Kemudian, bantuan kuota internet untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh untuk 55.282 siswa sebanyak 35 GB per bulan dan untuk 4.880 guru sebanyak 42 GB per bulan).

Baca juga: Menko PMK: Dosen dan Guru Jadi Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Ini termasuk bantuan operasional sekolah (BOS) reguler Kota Pekalongan senilai Rp 51,23 miliar untuk 102 SD sebanyak 20.578 siswa, 28 SMP sebanyak 11.973 siswa, 8 SMA sebanyak 3.991 siswa, 13 SMK sebanyak 8.082 siswa, dan 3 SLB sebanyak 319 siswa.

Sementara untuk Program Indonesia Pintar Kota Pekalongan bantuan yang diserahkan berupa Rp 2,83 miliar untuk 7.095 siswa SD, Rp 2,97 miliar untuk 4.837 SMP, Rp 446 juta untuk 563 SMA, dan Rp 2,60 miliar untuk 3.131 SMK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com