Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei BPS: Perilaku 3M Belum Diterapkan Konsisten oleh Masyarakat

Kompas.com - 28/09/2020, 17:10 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, perilaku menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan atau 3M ternyata belum sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat secara konsisten.

Hal ini terungkap dari hasil survei BPS terhadap 90.967 responden di Indonesia pada 7-14 September 2020.

"Bahwa persentase responden yang menggunakan masker mencapai 92 persen. Ini tentu menggembirakan," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers daring yang ditayangkan di kanal YouTube resmi BNPB, Senin (28/9/2020).

"Tetapi kalau kita lihat kepatuhan untuk mencuci tangan masih 75 persen. Demikian pula angka kepatuhan menjaga jarak pun demikian," tuturnya.

Baca juga: Klaster Keluarga Meningkat, Pemerintah Minta Warga Tetap Gunakan Masker di Rumah

Berdasarkan temuan survei itu, kata dia, sebenarnya ada pencapaian yang menggembirakan dari sisi disiplin memakai masker.

Akan tetapi, perilaku mencuci tangan dan menjaga jarak juga diharapkan dilakukan secara paralel untuk melengkapi langkah protokol kesehatan agar masyarakat terhindar dari penularan Covid-19.

"Kita perlu memperhaikan penerapan mencuci tangan dan menjaga jarak. Sebab perilaku 3M ini idealnya berjalan secara paralel," ucap Suhariyanto.

"Ke depan, tampaknya kita perlu melakukan sosialisasi lebih sehingga masyarakat betul-betul menerapkan 3M secara paralel. Sebab pakai masker tanpa jaga jarak tak ada gunanya," kata dia.

Baca juga: Survei BPS: Masyarakat Tak Taat Protokol Kesehatan Karena Tak Ada Sanksi Tegas

Suhariyanto juga mengungkapkan, berdasarkan survei, terungkap bahwa responden perempuan ternyata lebih patuh kepada protokol kesehatan jika dibandingkan responden laki-laki.

Kemudian, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka cenderung semakin sadar terhadap pentingnya mematuhi protokol kesehatan.

Lalu, jika dilihat berdasarkan kelompok umur, ternyata responden dengan umur lebih senior cenderung lebih patuh terhadap protokol kesehatan.

Baca juga: Dua Pekan Memburu Pelanggar Protokol Kesehatan, Terkumpul Rp 1,6 Miliar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com