JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira mengingatkan para orang tua untuk melakukan tindakan 3 M dan menghindari kebiasaan 3 K selama masa pandemi.
Hal itu untuk menghindarkan anak-anak dari potensi penularan Covid-19 melalui orang dewasa.
Baca juga: Anak Tetap Dianjurkan Pakai Masker Saat Pandemi, Ini Penjelasan IDAI
"Kita ingatkan, ingat dan selalu lakukan 3M. Apa itu? Menggunakan masker dengan baik dan benar, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak," ujar Yogi dalam talkshow yang ditayangkan melalui YouTube BNPB, Kamis (27/8/2020).
"Selanjutnya, kita ingatkan juga hindari 3K yakni kamar tertutup, keramaian dan kontak erat," tutur dia.
Menurut Yogi, kamar atau ruangan tertutup dengan pendingin ruangan (AC) sentral biasanya tidak memiliki sirkulasi udara yang lancar.
Sehingga, potensi penularan Covid-19 lewat droplet yang berukuran kecil dan melayang di udara rentan terjadi.
Sementara, kontak erat adalah ketika individu satu dengan lain berinteraksi dalam jarak kurang dari satu meter selama lebih dari 15 menit.
"Semua itu harus kita hindari," tegas Yogi.
Baca juga: Rekomendasi IDAI Saat Pandemi Covid-19, Anak Tak Keluar Rumah hingga Pemakaian Masker
Kemudian, Yogi juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga anak-anak untuk tetap di rumah selama pandemi.
IDAI merekomendasikan agar anak tidak keluar rumah selama situasi Covid-19 di Indonesia belum memenuhi kriteria epidemiologi WHO.
Hal ini juga merujuk pada kondisi penularan Covid-19 di Indonesia yang masih terjadi dan disiplin protokol kesehatan oleh orang dewasa yang belum sepenuhnya berjalan.
"Kami merekomendasikan agar anak-anak jangan keluar rumah dulu. Termasuk untuk kegiatan tatap muka di sekolah," ujar Yogi.
Rekomenasi untuk tidak keluar rumah ini, lanjut dia, berlaku hingga daerah tempat tinggal anak-anak dianggap sudah dapat mengatasi penularan Covid-19 lewat transmisi lokal.
Baca juga: Simak, Rekomendasi IDAI soal Screen Time Anak Selama Belajar di Rumah
Di sisi lain, Yogi mengatakan, para orang tua tentu pernah merasakan lelah, bosan dan stres ketika anak harus tetap di rumah.
Dalam waktu yang bersamaan, orang tua harus berperan ganda, tetap bekerja sekaligus menjalankan peran sebagai orang tua di rumah serta harus menjadi guru yang membantu belajar anak.
"Namun, ingatlah, rasa bosan dan sebagainya itu, tak akan sebanding dengan seandainya jika anak kita harus tertular Covid-19, harus dirawat, diisolasi dan dipisahkan dari kita. Apalagi jika mengalami kondisi kritis," tambah Yogi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.