JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuturkan, penyebaran Covid-19 diibaratkan sebagai malaikat pencabut nyawa karena banyaknya korban meninggal dunia.
"Covid-19 bukanlah rekayasa, Covid-19 bukanlah konspirasi, ancamannya nyata. Saya mengatakan, Covid-19 ibarat malaikat pencabut nyawa karena korban telah mencapai 700 ribu orang (di dunia)," ujar Doni dalam Rapat Koordinasi Pencapaian Target Realisasi APBD 2020 dan Sosialisasi Penggunaan Masker melalui virtual, Senin (10/8/2020).
Selain itu, Doni juga mengatakan, bahwa Covid-19 belum diketahui akan berakhir kapan.
Sekalipun telah mendapatkan vaksin, tetapi vaksin tersebut harus menunggu untuk mendapatkan giliran.
"Karena jumlahnya juga yang sangat sangat terbatas," kata dia.
Baca juga: Kemendikbud Diminta Kaji Ulang Pembelajaran Tatap Muka di Zona Kuning Covid-19
Oleh karena itu, lanjut dia, kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota, segera menyiapkan strategi untuk melindungi kelompok rentan.
Adapun kelompok rentan tersebut adalah mereka yang secara usia sudah di atas 60 tahun.
Pasalnya, sebanyak 85 persen angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air berusia di atas 50 tahun dengan memiliki komorbid.
Sedangkan, jenis komorbid yang paling beresiko adalah hipertensi, diabetes, jantung, asma, kanker, ginjal, dan beberapa penyakit penyerta lainnya.
Baca juga: Margo City: Giant Sudah Lapor Satgas soal Pegawai Terindikasi Positif Covid-19
"Sehingga apabila kita mampu melindungi kelompok rentan ini, maka paling tidak bisa memberikan perlindungan 85 persen bagi warga masyarkat kita," kata dia.
"Termasuk juga upaya yang harus lebih serius yang diberikan kepada seluruh kepala dinas kesehatan baik di tingkat provinsi, termasuk kabupaten/kota untuk mampu memberikan perlindungan kepada para dokter," katanya.
Hingga kini, kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 127.083 kasus.
Kemudian pasien sembuh sebanyak 82.236, meninggal dunia 5.765 orang, dan suspek 84.139 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.